MerahPutih.com - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) hingga Inggris melakukan aksi walk out dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) ke-2 yang digelar di Washington D.C., Amerika Serikat,sebagai bagian tekanan pada Rusia agar menghentikan perang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan, G20 tetap menjaga kerja sama dan multilateralisme meski ada kecaman keras terkait perang di Ukraina oleh Rusia.
Baca Juga:
Boikot Beberapa Menteri Keuangan di Pertemuan G20 Pada Rusia Telah Dimulai
"Semua anggota justru mendasari perlunya kita untuk terus menjaga kerja sama G20 dan pentingnya multilateralisme," katanya dalam konferensi pers FMCBG G20 Ke-2, Kamis (21/4).
Sri Mulyani mengaku sebenarnya G20 telah memahami beberapa skenario mengenai sikap negara G7 dalam merespons kehadiran Rusia, termasuk intervensi yang dilakukan oleh mereka.
Oleh sebab itu, hal tersebut tidak mengagetkan bahkan aksi walk out ini tidak mengganggu atau menimbulkan masalah terhadap berlangsungnya diskusi.
Ia mengatakan, dengan adanya negara-negara yang diundang termasuk Ukraina dan organisasi internasional maka pandangan mengenai risiko ekonomi global dapat diakomodasi dengan baik.
"Jadi dalam hal ini ini tidak sepenuhnya mengejutkan. Apalagi bagi kita sebagai ketua sudah dilakukan tanpa mengganggu atau menimbulkan masalah dalam pembahasan kita," katanya.
Menurut Sri Mulyani, kehadiran Ukraina dan Rusia seharusnya menjadi momentum yang baik karena dapat dibicarakan secara terbuka oleh semua anggota.
"Hal itu dilakukan agar para anggota G20 mampu mengatasi masalah yang secara sistematis penting bagi perekonomian global termasuk mengenai konflik antara Rusia dan Ukraina," katanya.
Terlebih lagi, lanjut ia, global belum selesai dengan situasi pandemi sehingga pemulihan masih sangat rapuh dan sangat awal yang kemudian juga ditekan oleh terjadinya gangguan pasokan. Konflik ini, memperburuk keadaan dengan meningkatnya harga energi, makanan, pupuk dan bahan baku termasuk komoditas mineral.

Sri Mulyani menegaskan, berbagai tantangan tersebut menciptakan tugas yang sangat menantang bagi pembuat kebijakan dalam mendukung proses pemulihan di tengah peningkatan inflasi secara cepat di banyak negara.
"Menurut saya yang lebih menarik, semua anggota melihat G20 adalah forum yang sangat penting, forum kerja sama ekonomi utama untuk kita mendiskusikan baik dalam hal perlombaan maupun berkoordinasi dan berkolaborasi bersama," jelasnya.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, dia sangat tidak setuju dengan kehadiran seorang pejabat senior Rusia dalam pertemuan itu seraya menegaskan tidak ada business as usual bagi Rusia dalam ekonomi global.
Pesan Yallen ini diyakini ditujukan juga kepada Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati, yang saat ini pemerintahannya memimpin kelompok G20. Ia bergabung keluar dari pertemuan antara lain bersama gubernur bank Inggris Andrew Bailey dan Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland. (*/ASP)
Baca Juga:
Dihadiri Rusia, Menkeu AS Pastikan Lewatkan Beberapa Pertemuan G20