Di Tengah Pandemi COVID-19, Penggali Kubur di Sidoarjo Terima Bonus Rp 1,25 Miliar


Penggali kubur TPU Delta Praloyo Sidoarjo di tengah aktifitas hariannya yang juga menggali kubur untuk korban terpapar COVID-19. Foto: Pemkab Sidoarjo
MerahPutih.com - Di tengah masa pandemi COVID-19 banyak keprihatinan terutama di sisi ekonomi. Namun, tidak demikian yang dialami oleh lima penggali kubur jenazah terpapar COVID-19 di TPU Delta Praloyo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Justru mereka akan menerima bonus sebesar Rp 1,25 miliar. Nilai yang fantastis, rencananya bakal diterima hari ini, Senin (5/7). Bonus tersebut konon belum termasuk gaji yang diterima mereka setiap bulan yang nominalnya sesuai UMR.
Baca Juga
Ribuan Orang Daftar Jadi Relawan Bantu Pemkot Surabaya Lawan COVID-19
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, angka fantastis tukang gali kubur itu tersebut bermula saat pertama kali ada korban COVID-19 di Kota Delta.
Dan memang saat itu, belum ada tukang gali kubur yang mau memakamkan jenazah yang terpapar COVID-19. Saat Alm. Nur Ahmad Syaifuddin menjabat Bupati Sidoarjo, ia menjanjikan bonus satu juta tiap orang.
“Ya bonus satu juta itu bukan tiap bulan, tapi tiap makam yang mereka gali. Jumlahnya ada 5 orang penggali kubur di sana. Sekarang sudah sekitar 300 lubang makam yang mereka gali. Sehingga angkanya cukup fantastis,” tutur Muhdlor saat dikonfirmasi, Senin (5/7)

Ia menambahkan, kebijakan ini untuk menepis isu bahwa tukang penggali makam jenazah di Sidoarjo itu belum terima gaji selama 7 bulan, dan itu tidak benar.
“Kalau gaji bulanan mereka secara rutin dibayar Pemkab Sidoarjo, cuma bonusnya ini memang belum kami cairkan,” tegasnya.
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, kebijakan pemberian insentif kepada tukang gali makam jenazah COVID-19 perlu dikaji ulang. Sehingga ke depan tidak terlalu membebani keuangan Pemkab Sidoarjo.
“Jadi bonus itu tetap kita berikan, tapi ke depan sudah ada perubahan. Bonusnya tidak satu juta lagi, dan itu nanti kita transfer di rekening masing-masing” jelasnya.
Bonus tersebut memang belum diterima lantaran karena adanya masa transisi kebijakan dari era sebelum Gus Muhdlor menjabat. (Andika Eldon/Jawa Timur)
Baca Juga
PPKM Darurat, Kemenhub Tegaskan Kapasitas KRL Hanya 32 Persen
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
