Di Cianjur, Harga Jengkol Lebih Mahal Dibandingkan Daging Ayam

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 16 Juli 2020
Di Cianjur, Harga Jengkol Lebih Mahal Dibandingkan Daging Ayam
Jengkol. Foto: ANTARA

MerahPutih.com - Harga jengkol di sejumlah pasar tradisional Cianjur, Jawa Barat, menembus Rp60.000 per kilogram. Kenaikan harga ini karena minimnya stok di tingkat distributor dan tingginya permintaan.

"Sejak satu bulan terakhir harga jengkol sudah merangkak naik dan pekan ini melambung dari harga normal Rp20.000 per kilogram sempat naik menjadi Rp32.000 pada minggu pertama bulan Juli dan melambung hingga Rp60.000 per kilogram minggu ini," ujar Rahmat, pedagang jengkol di Pasar Induk Pasirhayam, Cianjur, Kamis (16/7)

Baca Juga

Krisis Pangan Mengancam, Hambatan Perdagangan Harus Dihilangkan

Ia menjelaskan mahalnya harga jengkol di tingkat distributor membuat pedagang di sejumlah pasar terpaksa menaikkan harga. Harga jengkol kini melebihi harga daging ayam yang hanya dijual Rp35.000 per kilogram. Mahalnya harga tersebut diduga akibat minimnya stok ditingkat agen atau distributor.

Harga normal jengkol per kilogram di tingkat distributor biasanya Rp8.000 per kilogram, katanya, namun saat ini melambung menjadi Rp46.000 per kilogram, ditambah ongkos angkut, sehingga harga jual ke pembeli menjadi tinggi. Meskipun mahal melebihi harga daging ayam, tingkat pembelian sebulan terakhir tetap tinggi.

"Pembeli seperti tidak terpengaruh dengan mahalnya jengkol, tingkat pemakaian sepanjang bulan ini tetap tinggi. Perkiraan kami harga akan kembali normal ketika stok di tingkat distributor kembali banyak," katanya dilansir Antara.

Harga jengkol di pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, melambung sejak satu pekan terakhir Rp60.000 per kilogram, diduga akibat minimnya stok ditingkat distributor sejak satu bulan terakhir (Ahmad Fikri)
Harga jengkol di pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, melambung sejak satu pekan terakhir Rp60.000 per kilogram, diduga akibat minimnya stok ditingkat distributor sejak satu bulan terakhir (Ahmad Fikri)

Kepala UPTD Pasar Cipanas Heru Haerul Hakim mengatakan sejak satu pekan terakhir harga jengkol di pasar tersebut, meroket hingga melebihi harga daging ayam. Minimnya stok di tingkat distributor diduga menjadi penyebab tingginya harga jengkol.

"Meskipun mahal jengkol tetap dicari, informasi petugas di lapangan, setiap harinya pedagang dapat menjual jengkol hingga setengah ton, meskipun harganya melambung tinggi. Kami menduga minimnya stok menjadi penyebab naiknya harga jengkol," ujarnya.

Baca Juga

Pemprov DKI Minta Warga Potong Hewan Kurban di RPH

Sementara beberapa orang ibu rumah tangga yang ditemui mengatakan meskipun mahal jengkol tetap menjadi hidangan favorit di warung makan yang mereka kelola.

"Berat sih, namun dapat disiasati dengan menaikkan harga sedikit karena masakan jengkol yang bisa disemur atau digoreng harus tetap ada karena menjadi menu andalan di warung makan yang sudah memiliki banyak pelanggan," ucap Eni Sumiyati, pemilik rumah makan di Kecamatan Cianjur. (*)

#Jengkol
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan