Dewas Ungkap KPK Tak Mampu Ungkap Kasus Big Fish Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Foto: MP/Dicke Prasetia)

MerahPutih.com - Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyayangkan, lembaga antirasuah saat ini belum berhasil mengungkap skandal kasus-kasus korupsi besar atau ‘big fish’.

Menurut Ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan Panggabean, KPK di bawah kepemimpinan Firli Bahuri hanya melakukan operasi tangkap tangan (OTT) kasus suap yang melibatkan penyelenggara negara.

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Rumah Ganjar Disita KPK

“Sayangnya kita belum berhasil mengungkap kasus-kasus yang besar, kasus-kasus yang kita beri nama dulu 'the big fish' itu jarang terjadi dilakukan oleh KPK,” ujar Tumpak di kanal YouTube KPK dikutip, Senin (27/3).

“Kita lebih banyak kasus-kasus yang sifatnya OTT yaitu dalam rangka penyuapan-penyuapan aparatur penyelenggara negara, kita lebih banyak fokusnya ke situ,” tambahnya.

Tumpak mengamini secara umum KPK memang masih dipercaya masyarakat untuk melaksanakan kerja-kerja pemberantasan korupsi. Namun, sayangnya KPK belum bisa membongkar kasus ‘the big fish’.

“Karena kita mesti tau juga bahwa kegiatan KPK itu harusnya terasa mensejahterakan masyarakat banyak, ada yang dirasa oleh publik,” kata dia.

KPK, kata Tumpak, memang telah banyak mengungkap kasus korupsi. Tapi, menurutnya masyarakat belum merasakan manfaat atas kerja KPK tersebut.

Baca Juga:

Kepercayaan Publik ke Kejagung Tertinggi Dibanding KPK dan Polisi

“Sekarang ini sudah banyak yang ditangkap tapi tidak dirasa oleh publik, menurut saya ya ini,” imbuhnya.

Tumpak lantas membandingkan kinerja KPK dengan Kejaksaan Agung. Ia menyebut Korps Adhyaksa saat ini lebih berhasil mengusut kasus-kasus besar.

"KPK harusnya bisa menurut saya harusnya bisa seperti apa yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung itu," ujarnya.

Karena itu, Tumpak berharap Firli Bahuri Cs lebih berani mengungkap kasus-kasus besar yang menarik perhatian publik. Sehingga masyarakat bisa merasakan manfaat dari hasil kerja KPK.

"UU menyebut kita ini supervisor di dalam melakukan penyidikan, penuntutan perkara-perkara korupsi. Supervisor itu artinya apa? Kita harus lebih bagus. Lebih pintar daripada yang kita sebut supervisi. Kalau sama aja, masa kita jadi supervisor? Kalau kita lebih rendah, lebih parah lagi iya kan?,” pungkasnya. (Pon)

Baca Juga:

Usai Diperiksa KPK 12 Jam, Rafael Trisambodo dan Istrinya Bungkam

Tag
LAINNYA DARI MERAH PUTIH
HR Soeharto hingga Paku Alam VIII bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Indonesia
HR Soeharto hingga Paku Alam VIII bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional oleh Kepala Negara akan dilakukan di Istana Negara pada Senin (7/11).

Anies Pamitan
Indonesia
Anies Pamitan

Anies menyampaikan ucapan perpisahan di hadapan warga ibu kota dengan lengser sebagai Gubernur DKI.

Laju Inflasi DKI Jakarta pada Desember 2022 Terkendali
Indonesia
Laju Inflasi DKI Jakarta pada Desember 2022 Terkendali

Endang menyampaikan, selama Desember 2022, TPID DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan antara lain pelaksanaan kegiatan dalam rangka upaya pengendalian inflasi menghadapi Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Gibran Sebut Kaesang akan Maju di Pilkada 2024
Indonesia
Gibran Sebut Kaesang akan Maju di Pilkada 2024

"Wis tak bocori kui (saya kasih bocoran). Kaesang maju eksekutif (Pilkada 2024)," kata Gibran, Rabu (25/1).

Peran Komcad Jadi Strategi Antisipatif Pertahanan Indonesia
Indonesia
Peran Komcad Jadi Strategi Antisipatif Pertahanan Indonesia

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin pun baru saja menetapkan Komponen Cadangan Tahun Anggaran 2022.

Posko Pengaduan Balai Kota DKI Dibuka, Ada 7 Warga yang Mengadu
Indonesia
Posko Pengaduan Balai Kota DKI Dibuka, Ada 7 Warga yang Mengadu

Posko pengaduan kembali dibuka setelah Heru Budi Hartono menjadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies Baswedan.

Penegakan Hukum Hadapi Tantangan Berat pada 2023
Indonesia
Penegakan Hukum Hadapi Tantangan Berat pada 2023

Penegakan hukum di Indonesia akan menghadapi tantangan berat pada tahun 2023.

[HOAKS atau FAKTA]: Dua Bocah di Jakbar Tewas Akibat HP yang Dimainkan Meledak
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Dua Bocah di Jakbar Tewas Akibat HP yang Dimainkan Meledak

Beredar sebuah video di aplikasi WhatsApp tentang peristiwa ledakan dahsyat daerah di daerah Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat yang mengakibatkan dua korban anak meninggal disebabkan bermain handphone sambil mengisi daya.

Airlangga Hartarto Sambut Surya Paloh di Kantor Golkar
Indonesia
Airlangga Hartarto Sambut Surya Paloh di Kantor Golkar

Surya Paloh tiba di kantor Golkar sekitar pukul 11.03 WIB mengenakan jas berwarna navy.

[HOAKS atau FAKTA]: Bendera NKRI Dibentangkan di Konser Scorpions Berkat Jokowi
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Bendera NKRI Dibentangkan di Konser Scorpions Berkat Jokowi

Video tersebut juga disertai keterangan yang menyatakan bahwa bendera yang dibentangkan merupakan bendera Indonesia pada konser grup band Scorpions di Polandia.