Jakarta Fashion Week 2018

Desainer Ini Ubah Limbah Pakaian Menjadi Koleksi Spring Summer Jakarta Fashion Week

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 23 Oktober 2018
Desainer Ini Ubah Limbah Pakaian Menjadi Koleksi Spring Summer Jakarta Fashion Week
Kesadaran pada kebersihan lingkungan menjadikan limbah sebagai bagian dari fashion. (Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

SIKLUS dunia fashion di Indonesia sangat dinamis. Setiap musimnya, koleksi-koleksi baru bermunculan. Koleksi-koleksi tersebut dihasilkan baik desainer lokal maupun mancanegara. Namun, tren fashion yang berkembang di Indonesia ternyata berpengaruh buruk terhadap lingkungan.

Skala polusi yang dihasilkan oleh pakaian mulai dari jaket, kemeja, celana, hingga sweater nyatanya sama dengan polusi yang dihasilkan oleh batu bara, baja, migas, ataupun petrokimia. Industri fashion menghasilkan emisi gas yang jauh lebih berbahaya dibandingkan industri penerbangan. Jumlah limbah yang dihasilkan oleh produksi baju dan celana di seluruh dunia semakin meningkat.

jfw 2018
(Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Meskipun limbah yang dihasilkan oleh industri fashion sangat besar, konsumsi masyarakat akan pakaian justru meningkat. Rata-rata konsumen membeli baju, celana, atau jaket lebih banyak 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sayangnya, busana-busana tersebut tidak terlalu lama disimpan di lemari dan berakhir di tempat pembuangan.

jfw 2018
(Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Sadar akan hal tersebut, desainer Indonesia, Toton Januar pun berusaha untuk mendaur ulang pakaian-pakaian yang tak terabaikan menjadi produk baru. Salah satu jenis pakaian yang ia daur ulang adalah jeans bekas. Ide mendaurulang denim bekas ia wujudkan dalam koleksi winternya.

Ia menuturkan, ketika hendak merancang koleksi untuk spring summer Toton bertemu pabrik denim kecil-kecilan yang ada di Jakarta. Dari produsen denim tersebut dirinya menemukan fakta bahwa ternyata banyak sekali sisa-sisa bahan yang tak terpakai. “Kami coba untuk mengaplikasikan beberapa teknik yang melibatkan denim-denim bekas tersebut,” ucapnya. Koleksi besar yang ia bawa ke panggung Jakarta Fashion Week, 50 persennya merupakan denim sisa bahan.

jfw 2018
(Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Ia mengungkapkan, proses produksi denim daur ulang tersebut jauh lebih rumit dan memakan waktu. Mulanya, sisa-sisa bahan denim dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 2 sampai 3 cm. Denim yang telah dipotong-potong tersebut kemudian ditata dan dijahit. Selanjutnya di cuci untuk mengeluarkan serat-serat. Dalam waktu sehari hanya menghasilkan satu lembar pakaian.

Selain prosesnya yang cukup berliku-liku, Toton pun merancang pakaian berbahan denim bekas sedetil mungkin. “Kami harus lebih memutar otak sehingga menyajikan denim bekas menjadi sesuatu yang bernilai. Kontribusinya tersebut diharapkan mampu membawa perubahan bagi lingkungan dan industri fashion di Indonesia. (avia)

#Jakarta Fashion Week
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan