Desain Kota Terapung Raksasa Mengambil Bentuk Kura-Kura
SAAT krisis ekonomi melanda dunia, apa yang lebih hebat dari superyacht? Tentu saja terayacht, nama yang diberikan untuk kapal pesiar yang bahkan lebih besar dari super, mega, dan gigayacht.
Kapal mewah terbaru yang memasuki pasar adalah Pangeos. Namanya dari Pangea, sebuah benua super yang ada sejak 200 juta hingga 335 juta tahun yang lalu. Namun, pembuatannya pun membutuhkan dana yang tidak sedikit, desainer Lazzarini mengatakan rancangannya membutuhkan hingga USD 8 miliar atau sekitar Rp 125,78 triliun.
Baca juga:
Castle in the Sky dari Studio Ghibli Menginspirasi Desain Hotel Terbang
Tidak heran harganya sangat mahal ketika ini, jika didanai, akan menjadi struktur terapung terbesar yang pernah dibangun. Tampak seperti markas musuh besar Bond, terayacht itu akan membentang sepanjang 550 meter dan lebar 610 meter.
Menurut Lazzarini, terayacht itu merupakan sebuah 'kota terapung' penuh dengan ruang untuk hotel, pusat perbelanjaan, taman, dan bahkan pelabuhan untuk kapal dan pesawat yang lebih kecil yang membawa kedatangan para tamu.
Dibutuhkan lokasi khusus untuk pembuatan
Tidak berbentuk kapal biasa, terayacht itu akan berbentuk seperti penyu raksasa. Saking besarnya, akan dibutuhkan tempat khusus untuk membangunnya, tempat yang sekarang ini belum ada. Namun, para desainer telah memilih Arab Saudi sebagai lokasi.
Sekitar satu kilometer persegi laut perlu dikeruk dan bendungan melingkar dibangun sebelum pembangunan dapat dimulai. Para desainer telah mengalokasikan ruang di Pelabuhan King Abdullah, 81 mil sebelah utara Jeddah sebagai lokasi yang ideal.
Baca juga:
Gedung Sepanjang 170 Km akan Jadi Kota Masa Depan Arab Saudi
Dibagi menjadi blok-blok seperti kota yang sebenarnya, Pangeos memiliki pelabuhan dan alun-alun utama, di mana bangunan lain berbentuk spiral. Area 'cangkang atas', yang dikelilingi oleh ruang taman, akan berfungsi sebagai tempat pendaratan pesawat.
Di bawah ruang hidup akan ada 30.000 'sel' yang akan menjaga struktur tetap bertahan. Ruang bawah tanah akan terbuat dari baja yang akan memiliki draft 30 meter, dan dapat berlayar dengan kecepatan lima knot. Konstruksi "sayap" akan menarik energi dari hambatan dan ombak yang pecah melawan kapal, atapnya akan memiliki panel surya untuk menyalakan kapal pesiar.
Alih-alih beroperasi di pelabuhan tertentu atau memiliki rencana perjalanan yang ditetapkan, kura-kura raksasa ini hanya akan berlayar berkeliling, menjadikan perjalanan sebagai tujuan. Lazzarini berharap konstruksi bisa dimulai pada 2033, dengan waktu pembangunan delapan tahun. (aru)
Baca juga: