Deretan Film Negeri Aing Paling Kontroversial

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Kamis, 25 November 2021
Deretan Film Negeri Aing Paling Kontroversial
ada sejumlah film kontroversial yang akhirnya ditarik dari peredaran setelah sempat tayang di bioskop (Foto: pixabay/janbaby)

SEBELUM pandemi melanda, produksi film Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal itu terbukti dengan banyaknya film-film Indonesia dirilis setiap bulannya.

Namun, tak semua film telah dirilis bisa meraih banyak penonton, pendapatan besar, hingga meraih penghargaaan bergengsi. Banyak faktor terjadi dari soal teknis hingga esensi film, bahkan faktor eksternal seperti selera penonton.

Baca Juga:

Cara Cerdas Mencegah Anak Menonton Film Dewasa di Layanan Streaming

Dari sekian banyaknya film Indonesia diproduksi, ada sejumlah film kontroversial akhirnya ditarik dari peredaran setelah sempat tayang di bioskop.

Alasan ditariknya film-film tersebut cukup beragam. Ada tidak lulus sensor, terdapat adegan vulgar dianggap melewati batas, hingga dianggap menyinggung Suku Agama Ras dan Antara Golongan (SARA).

Namun, tak semua film dinilai kontroversial hingga ditarik dari peredaran memiliki alasan serius. Karena, sejumalah film ditolak sebagian masyrarakat dengan alasan sedikit tidak masuk akal.

Film kontroversial pertama ialah Senyap (2014). Film ini temrasuk dalam film kontroversial, karena dilarang tampil di bioskop.

Film disutradarai Joshua Oppenheimer memicu perdebatan serius berkait kejadian pembunuhan orang-orang dicap bagian atau simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Medan, Sumatera Utara, setelah tahun 1965.

Menjadi kontroversial sebab menghadirkan kesaksian dan fakta-fakta keterlibatan salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia.

Pada film Senyap, menjadi fokus utamanya tokoh bernama Adi Rukun merupakan salah satu keluarga penyintas korban 1965. Senyap selain tak tayang di bioskop juga pemutaran di beberapa kota dibubarkan karena dianggap mengganggu ketertiban.

Film Kontroversial kedua ialah Jagal. Dilarang tayangnya film Jagal di bioksop karena menceritakan tentang pembataian massal di tahun 1965.

Film Jagal merupakan film sutradara Joshua Oppenheimer sebelum Senyap. Film ini berkisah tentang eksekusi massal sangat keji dan brutal.

Eksekusi massal tersebut dilakukan sejumlah algojo setelah tahun 1965.

Namun, mesti dilarang tayang di bioskop Indonesia, justru sukses meraih sejumlah penghargaan.

Dari mulai penghargaan film dokumenter terbaik di British Academy Film and Television Arts Awards 2013 dan masuk dalam nominasi film dokumenter terbaik di Academy Awards ke-86.

Baca Juga:

Mengenal Lebih Dekat Film 'Autobiography'

Film kontroversial Indonesia ketiga, Pocong. Film ini dirilis pada 2006. Alasan dilarang tayang, lantaran terdapat unsur kerusuhan Mei tahun 1998.

Selain itu, Lembaga Sensor Film pun menemukan adanya unsur SARA dan adegan pelecehan seksual. Dalam hal ini, LSF menginginkan film Indonesia terbebas dari adegan dapat memicu penonton melakukan hal negatif.

Lantaran sejumlah faktor tersebut, film Pocong tidak mendapat surat tanda lulus sensor dari Lembaga Sensor Film (LSF).

Film Indonesia kontroversial terakhir, Something in the Way. Film ini dirilis pada tahun 2013 dan dilarang tayang di bioskop Indonesia.

Film ini dibintangi Reza Rahadian dan Ratu Felisha. Alasan dilarangnya film ini karena dianggap mengandung unsur seksualitas dan konflik iman seseorang.

Menariknya, meski film Something in the Way dilarang tayang di bioskop Indonesia, ternyata justru tayang di Berlin, Jerman.

Film disutradarai Teddy Soeraatmadja ini, mengisahkan tentang seorang pria bekerja sebagai sopir taksi bernama Ahmad.

Ahmad merupakan seorang pria pekerja kerjas dan supel. Namun, Ahmad dihadapkan dengan intrik kehidupan sangat menguji kebutuhan biologis dan iman. (Ryn)

Baca Juga:

Negeri Aing Juga Punya Film Balapan Seru!

#November Jagoan Film Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan