MerahPutih.com - Partai Demokrat buka suara menyikapi peleburan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Legislator Partai Demokrat Sartono Hutomo menilai, peleburan tersebut mirip dengan pemecatan 57 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lewat tes wawasan kebangsaan (TWK).
Diketahui, sebanyak 113 tenaga honorer yang sebelumnya bekerja di Eijkman, kini diberhentikan. Mereka terdiri dari para peneliti maupun non-peneliti yang bekerja di bidang administrasi, teknisi, keamanan dan kebersihan.
Baca Juga:
Legislator Anggap Peleburan Eijkman ke BRIN Bikin Vaksin Merah Putih Terdampak
“Masih hangat di memori masyarakat kita, bagaimana dengan alasan ujian TWK beberapa penyidik senior di KPK disingkirkan. Kesan menyingkirkan para peneliti dan ilmuwan yang kompeten ini harus dijawab dengan baik oleh pihak BRIN,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (3/1).
Melihat sejarah Eijkman di bidang Riset Biologi Molekular, kata dia, tentu wajar memicu respons beragam dari rakyat Indonesia. Apalagi, dalam situasi pandemi COVID-19 peran Eijkman sangat strategis.
"Hal tersebut tentu tidak akan jadi polemik berkepanjangan seandainya kualitas dan quality control-nya bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya.
Baca Juga:
DPR Minta Hak Pegawai dan Peneliti Eijkman Tak Dilupakan
Terlebih, lanjut Sartono, struktur organisasi BRIN sejak awal tidak bisa dipisahkan dari partai politik tertentu. Diketahui, Ketua Dewan Pengarah BRIN adalah Megawati Soekarnoputri yang merupakan Ketum PDI Perjuangan (PDIP).
Anggota Komisi VII DPR ini mengingatkan, integrasi Eikjman ke tubuh BRIN tidak boleh mendegradasi independensi dan kepakaran para peneliti di Eijkman.
"LBM Eijkman ini punya gengsi tersendiri di dunia internasional. Jangan sampai proses peleburan ini justru menghadirkan kemunduran," tegas dia. (Pon)
Baca Juga:
Pegawai Lembaga Eijkman Akan Diintegrasikan ke BRIN