Demi Ekonomi, Jepang Dorong Generasi Muda untuk Minum Alkohol

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 18 Agustus 2022
Demi Ekonomi, Jepang Dorong Generasi Muda untuk Minum Alkohol
Generasi muda Jepang minum lebih sedikit alkohol dan memengaruhi pendapatan pajak. (Unsplash/Danis Lou)

BANYAK generasi muda di Jepang banyak sekarang menjauhi minuman beralkohol. Kondisi ini ingin diubah oleh pemerintah setempat dengan kampanye baru.

Dibandingkan dengan generasi orangtua mereka, para anak muda itu minum lebih sedikit alkohol dan memengaruhi pendapatan pajak dari minuman seperti sake.

Itulah mengapa kemudian badan pajak Jepang turun tangan dengan mengadakan kompetisi nasional untuk menemukan ide-ide baru dan membalikkan tren tersebut. Kampanye "Sake Viva!" bertujuan untuk membuat minum beralkohol lebih menarik dan meningkatkan industri.

Kontes itu meminta warga berusia 20 hingga 39 tahun membagikan ide bisnis untuk memicu konsumsi sake Jepang, shochu, wiski, bir, atau anggur diantara mereka.

Penyelenggara kompetisi untuk pihak otoritas pajak mengatakan, kebiasaan baru yang sebagian terbentuk selama pandemi COVID-19 dan populasi yang menua telah menyebabkan penurunan penjualan alkohol.

Baca juga:

Amazake, Sake Super untuk Kesehatan

minum sake
Dicari ide bisnis untuk memicu konsumsi sake Jepang, shochu, wiski, bir, atau anggur. (Unsplash/Xtra, Inc.)

Mereka ingin para kontestan datang dengan promosi, branding, dan bahkan rencana mutakhir yang melibatkan kecerdasan buatan.

Media Jepang mengatakan reaksi atas kampanye tersebut beragam, dengan beberapa kritik tentang upaya untuk mempromosikan kebiasaan yang tidak sehat. Namun, yang langsung menggugah ide-ide unik secara daring, seperti menampilkan aktris terkenal sebagai pembawa acara realitas virtual di klub daring.

Para kontestan memiliki waktu hingga akhir September untuk menyampaikan ide-ide mereka. Rencana terbaik kemudian akan dikembangkan dengan bantuan para ahli sebelum proposal final dipresentasikan pada bulan November.

Situs web kampanye mengatakan, pasar alkohol Jepang yang menyusut, demografi negara yang lebih tua, tingkat kelahiran yang menurun, merupakan faktor penting yang melatarbelakangi turunnya konsumsi minuman beralkohol.

Baca juga:

Manfaat Berhenti Mengonsumsi Alkohol

sake jepang
Orang Jepang minum lebih sedikit pada tahun 2020 dibandingkan pada tahun 1995. (Unsplash/CHUTTERSNAP)

Angka terbaru dari badan pajak menunjukkan bahwa orang Jepang minum lebih sedikit pada tahun 2020 dibandingkan pada tahun 1995, dengan angka anjlok dari 100 liter per tahun menjadi 75 liter.

Pendapatan pajak dari pajak alkohol juga menyusut selama bertahun-tahun. Menurut surat kabar The Japan Times, penghasilan pajak tersebut mencapai 5 persen dari total pendapatan pada tahun 1980, tetapi pada tahun 2020 hanya berjumlah 1,7 persen.

Bank Dunia memperkirakan bahwa hampir sepertiga (29 persen) penduduk Jepang berusia 65 tahun ke atas, proporsi tertinggi di dunia.

Kekhawatiran tentang masa depan sake bukan satu-satunya masalah yang dihadapi perekonomian Jepang, ada kekhawatiran tentang pasokan staf yang lebih muda untuk jenis pekerjaan tertentu, dan perawatan untuk orangtua di masa depan. (aru)

Baca juga:

Studi Terbaru: Konsumsi Alkohol Tidak Sehat untuk Usia di Bawah 40 Tahun

#Minum Alkohol #Minum Sake #Sake
Bagikan
Bagikan