ALZHEIMER merupakan penyakit otak penyebab penurunan daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku. Penyakit ini bisa berkembang seiring berjalannya waktu dan memengaruhi beberapa fungsi otak.
Dalam rangka memeringati bulan Alzheimer Sedunia 2022, Alzheimer Indonesia mendorong masyarakat dan pemerintah untuk memberikan perawatan pascadiagnosis yang sangat diperlukan oleh Orang Dengan Demensia (ODD). Bulan Alzheimer Sedunia yang diperingati setiap September adalah kampanye tahunan untuk meningkatkan kesadaran tentang Alzheimer dan menentang stigma yang ada di sekitarnya.
"Sebenarnya untuk mencegah sejak dini perlu melakukan gaya hidup sehat. Akan ada banyak penyakit ketika kita tidak menjaga gaya hidup sehat. Isi otak kita dengan hal-hal yang menyenangkan agar tidak stres," kata Executive Director Yayasan Alzheimer Indonesia (ALZI) Michael Dirk Roelof Maitimoe, M.Psi, dalam acara webinar bertajuk Dementia, What’s Next, Sabtu (24/9).
Baca juga:

"Tidak sedikit anggota keluarga menjadi frustasi hingga stres berat (burnout) karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana menghadapi kondisi ODD," lanjutnya.
Michael menjelaskan langkah-langkah paling utama dapat dilakukan setelah pasien terdiagnosis demensia dengan membekali keluarga pengetahuan seputar demensia, mengatur nutrisi dikonsumsi ODD, hingga melakukan aktivitas fisik.
Webinar kali ini juga membantu para caregiver menjalani fase-fase perawatan ODD karena membahas tentang berbagai tantangan dan solusi praktis yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga.
"Intinya adalah bagaimana keluarga mendukung satu sama lain. Namun ada beberapa situasi membuat keluarga sulit merawat ODD. Tetap konsisten mencari ilmu melalui wadah sesama caregiver dan tenaga kesehatan," ujarnya.
Baca juga:
ALZI memiliki layanan Navigasi Perawatan nan dikenal dengan NARAZI sejak 2020 berupa konsultasi daring selama satu jam untuk membantu keluarga dalam menavigasikan The Journey of Caring ODD bersama Care Navigator dari ALZI dengan Dokter Umum, Spesialis Saraf, Psikiater, Geriatri, juga Ahli Gizi, Psikolog, Fisioterapis.
Di sisi lain, Guru Besar Bidang Neurologi FKIK Atma Jaya dan Pembina Alzheimer Indonesia Yuda Turana menjelaskan, layanan ODD di rumah sakit bukan hanya sebatas memastikan diagnosis, namun yang terpenting juga peningkatan kompetensi keluarga dan peningkatan kualitas hidup ODD.
"Tugas seorang dokter juga menghubungkan pasien dan keluarga dengan support system terkait demensia, misalnya Alzheimer Indonesia (ALZI)," ujar Yuda.
Selain para ahli, juga ada William Buntoro yang hadir untuk berbagai pengalaman sebagai ODD. William terdiagnosis demensia tahap sedang pada 2018 silam.
Menurut William sebagai ODD, selain harus mengonsumsi obat secara rutin, dukungan keluarga dan komunitas juga penting, sehingga hidup tetap optimistis.
"Keluarga memperkenalkan saya ke komunitas ALZI. Sejak bergabung, saya menjadi lebih termotivasi dan bersemangat karena masih dihargai dan diberikan kesempatan untuk berkarya," tutup William. (and)
Baca juga: