MeahPutih.com - Kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2022 diklaim menunjukan capaian positif.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 akan berada di bawah 3 persen yaitu 2,8 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Baca Juga:
Pemprov DKI akan Monitor Inflasi Harga Pangan Jelang Nataru
"Nanti kita lihat, ini (defisit APBN) bisa di 2,8 persen atau lebih rendah lagi," katanya.
Prediksi Febrio tersebut lebih rendah dibandingkan pagu yang telah ditetapkan untuk defisit APBN tahun ini yaitu Rp 840,2 triliun atau 4,5 persen dari PDB serta lebih rendah dari perkiraan pemerintah pada Juli yaitu sebesar 3,92 persen dari PDB.
Sementara itu realisasi defisit per Oktober 2022 baru sebesar Rp 169,5 triliun atau 0,91 persen dari PDB.
"Kita melihat sangat besar peluang defisit bisa di bawah 3 persen. Arahnya sangat baik, terakhir 0,91 persen. Kita on track defisit lebih rendah dari yang diprediksi di awal," katanya.
Febrio menuturkan, Indonesia memiliki arah yang sangat baik untuk mencapai defisit di bawah 3 persen bahkan pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara yang baik ini juga akan menjadi modal untuk tahun depan.
Terlebih lagi, kata ia, target penerimaan pajak pun telah melampaui target Rp 1.485 triliun yaitu sebesar Rp 1.580 triliun per Selasa (6/12) dan belanja negara hingga Oktober 2022 terserap Rp 2.351,1 triliun atau 75,7 persen dari target sebesar Rp 3.106,4 triliun.
Ia berharap, realisasi belanja tahun ini bisa seperti rata-rata penyerapan belanja negara pada tahun-tahun sebelumnya yaitu di atas 95 persen sehingga berdampak terhadap indikator dan pertumbuhan ekonomi.
"Untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2022 diperkirakan antara berada sedikit di bawah 5 persen hingga 5 persen karena dipenuhi dengan lebih banyak tantangan dibanding kuartal III," katanya.
Ia menegaskan, kuartal IV memang agak menantang dibanding kuartal III yang sangat baik.
"Di kuartal IV ini kita juga ada base effect dibandingkan tahun lalu yang cukup tinggi di 5 persen,” jelasnya. (Asp)
Baca Juga:
Solo Alami Inflasi 0,11 Persen Sepanjang November