MerahPutih.com - Kasus COVID-19 di Jawa Barat belum mereda. Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit Jawa Barat mencapai 25,91 persen, dengan wilayah sebaran COVID-19 tertinggi di kawasan Bogor, Depok, Bekasi, dan Bandung Raya.
Karena itu, masyoritas kabupaten/kota di Jawa Barat dalam status PPKM Level 3, yaitu 17 kabupaten/kota status level 3. Hanya 9 kabupaten/kota yang berstatus level 2, dan Kabupaten Pangandaran satu-satunya wilayah yang berada di level 1.
Baca Juga:
Kurangi Risiko Rawat di RS, Vaksinasi Booster Terus Dikebut
"Memang diakui sekarang meningkat, tapi hanya di wilayah Jabodetabeka dan Bandung Raya, sedangkan kabupaten-kabupaten di sisi tidak ada yang signifikan. Tapi alhamdulillah sekarang pun sudah menurun kembali," kata Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, usai Rapat Komite Penanganan COVID-19, di Gedung Sate Kota Bandung.
Uu mengatakan, Pemda Provinsi Jabar sudah mempersiapkan seluruh keperluan sarana prasarana jika terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi positif COVID-19.
"Kami sudah mempersiapkan 23 tempat isolasi terpadu atau isoter, sehingga apabila ada kenaikan kasus tidak akan panik seperti sebelumnya," katanya.
Uu mengimbau agar masyarakat tidak lalai dalam memperketat protokol kesehatan. Menurutnya, peningkatan kasus terkonfirmasi yang terjadi selama satu pekan ini salah satunya akibat kelalaian masyarakat.

Uu meminta, Pimpinan Daerah kabupaten/kota dan Satgas COVID-19 dapat menggebyarkan kembali sosialisasi prokes dan vaksinasi, di samping memperbanyak pengetesan baik dengan antigen, maupun PCR.
"Alasan meningkatnya kembali kasus COVID-19 karena adanya kelalaian masyarakat, mungkin juga dari Satgas dan Pemerintah Daerah. Mungkin masyarakat sudah mulai bosan dengan keadaan saat ini, tetapi Pemda Prov, pemkot, pemkab, dan satgas tidak akan bosan menangani kasus COVID-19," paparnya.
Terkait vaksinasi, menyebutkan di Jabar masih ada ketidaksesuaian data antara Pemprov dan pemda kabupaten/kota.
"Seperti Kabupaten Cianjur, data di kami baru sekitar 50 persen, ternyata sudah di atas 80 persen. Oleh karena itu, tugas kami dari Pemda Prov, pemkot dan pemkab untuk mencocokkan data, sehingga dapat diperoleh data yang akurat," imbuhnya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Lebih Enam Bulan Tidak Disuntik Dosis Dua, Warga Harus Mengulang Vaksinasi