Dari Mana Pendapatan MRT Jakarta Selama Pandemi COVID-19?

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Sabtu, 31 Juli 2021
Dari Mana Pendapatan MRT Jakarta Selama Pandemi COVID-19?
Rangkaian kereta MRT melintas di Stasiun MRT ASEAN, Jakarta, Sabtu (13/2/2021). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp.

Merahputih.com - PT MRT Jakarta (Perseroda) memaksimalkan pendapatan dari periklanan atau di luar pendapatan pengguna (non fare box/NFB) karena jumlah penumpang (ridership) terus menurun selama pandemi COVID-19.

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar menjelaskan akibat PPKM yang terus berlanjut, BUMD DKI Jakarta tersebut melakukan strategi baru untuk memperkuat pendapatan di luar penumpang (fare box), yakni dengan penerimaan NFB.

Baca Juga:

PT MRT Jakarta Kantongi ISO 37001:2016 Anti Penyuapan

"Untuk menutup turunnya pendapatan penumpang, yang kita dorong adalah memaksimalkan penerimaan 'non fare box'. Kedua, dari sisi belanja dan pengeluaran, kita minimalkan dan efisiensikan," kata William dalam webinar yang diselenggarakan MRT Jakarta secara virtual, Jumat (30/7).

Pendapatan NFB diperoleh melalui periklanan dalam dan luar stasiun, kerja sama layanan Telco, kerja sama penamaan stasiun dan kerja sama pembayaran tiket. William menjelaskan periklanan dan penamaan stasiun menjadi komponen terbesar dalam struktur pendapatan NFB dengan porsi 80 persen.

Penumpang menaiki kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Jumat (18/12/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Penumpang menaiki kereta MRT di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Jumat (18/12/2020). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.

Ia merinci bahwa pendapatan NFB pada 2019, yakni tahun pertama beroperasi mencapai Rp207,6 miliar. Pendapatan di luar penumpang itu pun terus meningkat menjadi Rp382,67 miliar pada 2020.

Kondisi akibat pandemi COVID-19, penumpang harian tergerus hanya mencapai 27 ribu penumpang dari target 100 ribu penumpang. "Jadi, tahun lalu yang menyelamatkan bisnis MRT adalah pendapatan kita di NFB. Tahun lalu pun 'ridership' kita sudah menurun, tahun ini pasti akan lebih tergerus lagi," jelas William.

Pada tahun ini, MRT menargetkan dapat mengangkut 65 ribu hingga akhir 2021. Namun dengan lonjakan kasus dan pembatasan mobilitas, jumlah penumpang diproyeksikan akan tergerus.

Baca Juga:

Sebut Pernah Ada Pencurian, Ketua DPRD DKI Soroti Lemahnya Keamanan MRT

Bahkan, pada Juli 2021, jumlah penumpang harian MRT turun 80 persen menjadi 4.450 penumpang per hari dari bulan sebelumnya 22.686 penumpang per hari.

Hingga Juli 2021, pendapatan NFB sudah mencapai Rp258 miliar dari target Rp450 miliar atau sebesar 58 persen hingga akhir tahun.

Oleh karenanya, MRT berkolaborasi dengan sejumlah mitra agar pendapatan NFB terus meningkat dan membuat perusahaan dalam kondisi sehat hingga akhir tahun. (Asp)

#MRT Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Bagikan