PADA 2 Maret 2021, terbesit kabar masuknya varian baru Virus Corona, B117 ke Indonesia. Kabar tersebut pun lantas menghebohkan masyarakat Indonesia. Banyak warga yang merasakan cemas dan lelah dengan keadaan, banyak warga yang berpendapat 'COVID-19 saja belum selesai, ini datang lagi virus varian baru'.
Mengenai hadirnya varian Virus Corona baru ke Indonesia, Pakar pulmonologi dan ilmu kedokteran respirasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan tentang adanya dampak pada pemakaian masker hingga vaksin COVID-19.
Baca Juga:
Konyol, Dua Perempuan Muda Menyamar jadi Nenek agar dapat Vaksin COVID-19
Tjandra menyarankan agar masyarakat memaksimalkan protokol kesehatan, yaitu mengenakan masker, mencuci tangan rutin, menjaga jarak, menjauhi kerumunan hingga mengurangi mobilitas.
"3M, dan M-M lain harus maksimal. Untuk penggunaan masker, tentu masker medis lebih bagus dan apalagi kalau N95. Saya biasa pakai N95 karena usia sudah 66 tahun," ucap Tjandra seperti yang dikutip dari lamn Antara.

Lebih lanjut Tjandra menjelaskan, bahwa ada sejulah kemungkinan dampak mutasi virsu penyeebab COVID-19 salah satunya terkait dengan diagnosis. Tapi, meski ada perubahan pada antena virus akibat mutasi, namun PCR masih bisa berfungsi baik.
Satu hal yang perlu diwaspadai terkait dampak pada penularan. Virus B117 dikabarkan lebih menular dibanding virus Corona versi lama.
"Data menyebutkan penularannya dapat sampai 30- 50 persen lebih sering," jelas Prof. Tjandra.
Kemudian, perihal berat ringannya penyakit akibat virus varian baru tersegbut, saat ini belum ada cukup bukti bahwa varian virus tersebut akan membuat penyakit yang lebih berat.
Namun, sejumlah peneliti dari New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group di Inggris (NERVTAG), menyebutkan aada hubungan B117 dengan meningkatnya risiko pasien harus di rawat di Rumah Sakit, hingga risiko kematian.
Selain itu, Tjandra juga menyampaikan, bahwa belum ada laporan yang jelas soal mutasi B117 berdampak pada efektifitas vaksin. Jadi, vaksin yang saat ini tersedia bisa tetap bermanfaat sesuai nilai efikasinya.
Baca Juga:

Kemudian, di sisi lain, ada kemungkinan gabungan satu mutasi dengan mutasi yang lain. MEngenail hal itu, Inggris yng menjadi asal mula B117, melaporkan pasien terkonfirmasi B117 dan B1351 dari Afrika Selatan.
"Itu artinya, kita semua perlu waspada dengan kemungkinan mutasi ganda seperti itu," jelas Prof Tjandra.
Setelah menemukan virus B117, pemerintah Inggris sudah mengambil sejumlah langkah, yakni melaporkannya pada WHO di Desember 2020 lalu, dalam kerangka International Health Regulation (IHR).
Kemudian, Perdana Menteri Ingris, Boris Johnson, pun menyampaikan kemungkinan dampak mutasi , dan memenbentuk sebuah badan khusus untuk mempelajari mutasi virus tersebut, yakni NERVTAG on SARS-CoV-2 variant B117. (Ryn)
Baca Juga: