BULAN suci Ramadan sudah hitungan hari. Persiapan untuk melaksanakan ibadah puasa telag dilakukan, mulai mencari resep masakan untuk berbuka puasa sampai tetap memprioritaskan kesehatan karena pandemi belum usai. Semangat menjaga kesehatan memang tidak boleh kendur agar tidak memengaruhi kualitas kesehatan, salah satunya kolesterol akibat mengonsumsi makanan mengandung lemak jenuh dan gula berlebih.
Dokter spesialis gizi klinis di RS Siloam Kebon Jeruk, dr. Sheena R. Angelia, M.Gizi, SpGK mengatakan, terkadang orang suka lengah menjaga asupan nutrisi karena banyaknya makanan tersaji saat buka puasa. Belum lagi banyak orang cenderung mengurangi aktivita fisik saat berpuasa.
"Tanpa disadari, kita suka berbuka puasa dengan makanan mengandung kolesterol tinggi, seperti daging berlemak, jeroan, junk food, atau makanan tinggi lemak jenuh lainnya, seperti makanan atau minuman bersantan, gorengan, sebagai reward setelah berpuasa selama belasan jam. Alhasil, kadar kolesterol jahat dalam tubuh pun meningkat,” tutur Sheena, dalam keterangan resminya, Senin (28/3).
Baca juga:

Penyakit hiperkolesterolemia atau kadar kolesterol tinggi memang mengancam kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya negara-negara Asia. Diduga kolesterol menjadi penyebab 3,9 juta kasus kematian di seluruh dunia yang setengahnya terjadi hanya di wilayah Asia.
Sebuah riset di Tiongkok menunjukkan terjadi peningkatan pasien kolesterol di negara-negara Asia, termasuk Indonesia akibat pola diet atau makan banyak mengonsumsi makanan olahan dengan kandungan lemak jenuh tinggi.
Berdasarkan jurnal Nature, 102,6 juta orang dewasa dari 200 negara berbeda sejak 1980-2018, memiliki kadar kolesterol tinggi. Dari 200 negara diuji, Indonesia berada di peringkat 37 dalam hal jumlah penduduk dengan pasien kolesterol tertinggi.
Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018, menunjukan 6,3 persen penduduk berusia 15-34 tahun dilaporkan memiliki kolesterol tinggi. Jumlah tersebut diduga meningkat selama pandemi COVID-19, karena dipicu kebiasaan rebahan dan gaya hidup minim aktivitas fisik.
Baca juga:

Banyak cara dapat dilakukan untuk menjaga kadar kolesterol, mulai dari mengadopsi pola makan gizi seimbang terdiri dari karbohidrat kompleks, protein, lemak baik, dan tinggi serat.
Disarankan pula mengurangi konsumsi makanan-makanan dengan kandungan lemak jenuh berpotensi meningkatkan kadar kolesterol, serta meningkatkan aktivitas fisik serta berolahraga selama 15-30 menit sebanyak tiga sampai lima kali seminggu secara rutin. Tidak kalah penting, hindari merokok dan pengelolaan stress juga harus diperhatikan.
Selain menerapkan gaya hidup lebih sehat, kamu dapat mengonsumsi plant stanol ester dalam jumlah memadai untuk membantu mengendalikan kadar kolesterol dalam tubuh. Demi mendapatkan hasil efektif, disarankan mengonsumsi dua sampai tiga gram plant stanol setiap hari.
Namun, untuk mendapatkan dua sampai tiga gram plant stanol setiap hari tidaklah mudah karena beberapa jenis sayur dan buah bahkan mengandung lebih sedikit plant stanol.
“Cara terbaik menangani kemungkinan peningkatan kadar kolesterol adalah dengan medical check-up secara rutin. Sehingga ketika kadar kolesterol di dalam tubuh meningkat, kita bisa segera mendeteksi dan melakukan perubahan gaya hidup, khususnya pola makan dan aktivitas sehari-hari," tutup Sheena. (and)
Baca juga: