DI TENGAH perkembangan teknologi pada era digital ini, para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tak bisa hanya mengandalkan berjualan dengan cara konvensional. Mereka harus 'melek' dunia digital marketing atau pemasaran digital.
Menurut Ary Mozta selaku AVP Marketing Lifelong Zenpro di Zenius, berdasarkan data, pelaku UMKM yang bisa menerapkan digital marketing dengan tepat, bisa mencapai potensi pertumbuhan pendapatan hingga tiga kali lipat lebih besar.
Baca Juga:
"Inilah pentingnya mempelajari skill digital marketing, karena bisnis yang tidak menjalankannya akan tertinggal jauh dari para kompetitor," jelas Ary seperti yang dikutip dari laman Antara.

Menurut Ary, seorang digital marketer harus memiliki karakter lincah dan adaptif. Hal itu lantaran banyak platform digitial serta media sosial yang tersedia, ditambah dengan pemasaran yang terus berubah sepanjang tahun. Untuk itu, mereka harus memperbarui kemampuannya.
Menurut Zenpro, ada lima tren digital marketing yang perlu diketahui oleh para UMKM. Tren pertama yakni menggunakan video pendek. Kemunculan TikTok sebagai pendatang baru media sosial beberapa tahun lalu, mengubah lanskap marketing di dunia.
Saat ini, banyak orang yang menyukai promosi menggunakan video klip pendek sekitar 1-5 menit. Promosi tersebut pun menjadi tren baru yang disukai oleh masyarakat.
Tren yang kedua yaitu bekerjasama dengan influencer. Menggunakan tokoh-tokoh terkenal di media sosial masih akan terus menjadi tren. Menurut data Google, 70 persen remaja lebih percaya rekomendasi influencer dibanding selebritas. Di Indonesia, terdapat 62 persen pengguna internet melakukan pembelian produk tertentu setelah melihat konten promosional dari influencer.
Baca Juga:
Pentingnya UMKM Memiliki Website Sendiri Biar Cuan Bertambah

Tren yang ketiga yaitu penjualan lewat media sosial. Saat ini sejumlah platform media sosial berupaya mempermudah pengguna untuk melakukan pembelian langsung produk yang mereka lihat. Oleh karena itu, belanja di media sosial diprediksi akan menjadi tren yang berkembang pesat. Bahkan, nilainya bisa mencapai USD 1,2 triliun secara global di 2025.
Tren yang keempat yaitu daya tarik konten soft-selling. Sebaiknya pelaku bisnis membuat konten yang menarik, relevan dan berguna bagi target audiens mereka.
Seperti halnya saat berjualan sepatu, mereka dapat membuat konten perihal menjaga kebersihan sepatu, maupun memilih sepatu olahraga yang tepat. Hal tersebut bisa mendapat sambutan yang lebih baik dari para audiens.
Tren yang kelima yakni personalisasi. Konsumen saat ini menginginkan personalisasi lebih. Seperti digital marketing tak cukup hanya membuat satu post iklan yang sama untuk semua demografi. Sebab dibutuhkan personalisasi kuat, sesuai dengan audiens yang ingin disasar.
Sebagai contoh untuk demografi Gen Z, post iklan akan mempromosikan produk dengan warna tren. Sementara untuk demografi lebih tua, post iklan bisa menekankan pada kenyamanan produk. Lalu jangan lupa juga untuk memerhatikan apa daya tarik untuk masing-masing audiens dan memodifikasi strategi sesuai dengan kebutuhanmu. (ryn)
Baca Juga: