MerahPutih.com - Pemerintah segera vaksinasi ke pedagang pasar. Rencananya vaksinasi akan dimulai setelah selesai vaksinasi pada para tenaga medis dan nonmedis. Untuk vaksinasi ke pedagang pasar akan melakukan konsep jemput bola melalui vaksinasi mobile.
Namun, konsep ini membutuhkan koordinasi yang kuat antara pemeritah provinsi, kabupaten/kota dan pemerintah pusat.
Baca Juga:
Vaksinasi COVID-19 Mandiri Atau Berbayar Siapa Mau?
“Sasaran pertama yang akan kita sasar adalah para pedagang pasar. Saya lagi buat konsep standarnya untuk – bukan cuman seperti ini (pelaksanaan vaksin) di gedung – tetapi nanti ada mobile atau kita mendatangi langsung ke pasar-pasar,” kata Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu.
Maxi menyampaikan hal tersebut di sela acara Gebyar Vaksinasi Covid-19 yang digelar Pemprov Jabar di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Jalan Tamansari No. 73, Kota Bandung, Rabu (3/2).
“Saya memberikan apresiasi yang luar biasa untuk Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat karena sudah melakukan inovasi model pelaksanaan imunisasi secara serentak bergerak seluruh kabupaten/kota,” ujar Maxi.
Metode vaksinasi serempak ini, kata Maxi, juga menjadi uji coba vaksinasi tahap dua untuk pelayan publik yang lebih masif lagi. Diperkirakan, jumlah masyarakat pelayan publik seperti guru, dosen, ASN, TNI/Polri, pegawai BUMN dan BUMD, serta perangkat desa mencapai lebih dari 18 juta orang, sehingga target vaksinasi bagi palayan publik rampung pada April 2021 bisa dicapai.
Selain di Sabuga, Gebyar vaksinasi tersebut dilakukan di 27 kabupaten/kota Jawa Barat (Jabar) dengan sasaran sekitar 89.000 tenaga kesehatan dan nonkesehatan.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, gebyar vaksin ini menjadi role model pelaksanaan vaksinasi di Indonesia, dengan target 150.000 nakes akan selesai divaksinasi dalam dua hingga tiga pekan mendatang.
“Ini adalah sebuah berita gembira bahwa vaksin di Jawa Barat akan selesai untuk tahap pertama sekitar dua minggu atau tiga minggu dari sekarang 150.000 SDM kesehatan bisa dilaksanakan,” imbuhnya.
Kang Uu mengungkapkan, setelah sasaran vaksin nakes terpenuhi, selanjutnya vaksinasi akan menyasar lapisan masyarakat lainnya dengan estimasi target seitar 33,5 juta orang dengan target satu tahun.

Kang Uu mengingatkan, vaksinasi merupakan salah satu upaya pemerintah memutus mata rantai penyebaran COVID-19 selain sosialisasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan gerakan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas).
Wagub menekankan agar masyarakat tidak meragukan vaksin COVID-19 karena MUI sudah mengeluarkan sertifikat halal dan BPOM menyatakan aman.
“Seandainya ada isu-isu di media sosial tentang bahaya divaksin, dampak negatif divaksin, kami yakinkan pada hari ini yang kesekian kalinya bahwa tidak ada dampak negatif tentang mereka yang sudah divaksin,” papar Kang Uu. (Iman Ha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Pekerjaan Besar Vaksinasi COVID-19