Cup of Excellence Dorong Kebangkitan dan Kesejahteraan Petani Kopi Indonesia

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 22 Desember 2021
Cup of Excellence Dorong Kebangkitan dan Kesejahteraan Petani Kopi Indonesia
Cup of Excellence Dorong Kebangkitan dan Kesejahteraan Petani Kopi Indonesia (Foto: MP/Adhika Hutama Putra)

HARI INI, Rabu (22/12) Cup of Excellence (COE) Indonesia menggelar konferensi pers yang diadakan secara hybrid di Journey To The South (JTTS), Kemang, Jakarta dan daring via Zoom. Berbagai info disampaikan dari berbagai pihak yang terlibat dalam Cup of Excellence (COE) Indonesia.

Acara itu turut dihadiri Ketua Umum Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) Daryanto Witarsa, Dewan Pembina SCAI Delima Hasri Azahari, Wakil Ketua Umum SCAI Michael Utama, Country Coordinator COE Andi Widjaja, dan para pemenang COE Indonesia 2021.

Baca Juga:

SCAI Gelar Pemilihan Top 10 Cup of Excellence 2021

COE Indonesia 2021 menggelar konfrensi pers di JTTS Kemang, Jakarta (Foto: istimewa)

Sedikit informasi, COE Indonesia 2021 merupakan salah satu kompetisi paling bergengsi, untuk mencari kopi berkualitas dari sebuah negara penghasil kopi pada satu musim panen tertentu. Pemegang lisensi dan pengoperasian COE adalah Alliance for Coffee Excellence, Inc. (ACE), organisasi nirlaba, yang berbasis di Portland, OR, USA.

Gelaran COE Indonesia pada 2021 ini, merupakan yang pertama di benua Asia, kompetisi ini sudah dimulai sejak 1999 lalu untuk kopi asal Brazil. Mengenai event COE, Daryanto Witarsa selaku ketua dari SCAI Menyampaikan tujuan utama dari event tersebut.

"Tujuan kita untuk membuat petani kopi Indonesia lebih menonjol di mata dunia, dan bisa diapresiasi negara lain," jelas Daryanto pada saat ditemui merahputih.com.

Adapun standar penilaian yang dimiliki COE yakni yang tertinggi dalam industri kopi specialty. Lewat sistem yang diawasi auditor profesional, setiap kopi yang terdaftar bakal dinilai dengan skor minimal 87 guna masuk ke tahap penjurian internasional.

Pada kesempatan itu diumumkan pula sebanyak 36 petani kopi dari tujuh provinsi di indonesia menanti penilaian akhir dari juri dalam salah satu kompetisi kopi specialty paling prestisius di dunia, Cup of Excellence (COE) Indonesia. Kompetisi Cup of Excellence (COE), saat ini sudah memasuki penjurian akhir di tingkat internasional.

Para petani tersebut berasal dari berbagai wilayah, yakni Daerah Istimewa Aceh (9 petani), Jambi (2), Sumatera Selatan (1), Jawa Barat (12), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (3), Sulawesi Selatan (1), dan Nusa Tenggara Timur (1). Kopi-kopi yang mereka produksi itu menggunakan empat proses, natural (18 sample kopi), washed (12), honey (4), dan giling basah atau wet hulled (2).

Pada penyelenggaraan COE ini, panitia menerima setidaknya 158 sample kopi, namun sebanyak 12 sample tidak bisa melaju ke tahap Pra Seleksi.

Dalam kompetisi ini, setiap peserta harus mengirimkan dua kilogram sample untuk tahap pra seleksi dan satu lot kopi bila lolos dari tahap pra seleksi.

Baca Juga:

Pemerintah Apresiasi Gelaran Cup of Excellence di Indonesia dan Pertama di Asia

Cup of Excellence (COE) Indonesia mendorong kebangkitan petani kopi Indonesia ke kancah Internasional (Foto: MP/Adhika Hutama Putra)

Setiap lot minimum 250 kilogram hingga maksimum 1.210 kilogram. Apabila sample kopinya lolos hingga ke tahap akhir. Maka jumlah lot tersebut yang nantinya akan dilelang dan hasil lelang menjadi milik petani.

Dalam tahap penilaian pra seleksi ada 79 sample kopi yang lolos dan berhak melaju ke tahap nasional. Pada tahap ini, sampel kopi terbanyak berasal dari Provinsi Jawa Barat, diikuti Sulawesi Selatan (15), Aceh (12), dan provinsi lainnya antara 1 hingga 6 sample.

Adapun tahap Nasional akan menyaring kopi peserta yang akan lolos ke tahap penjurian international. Sementara untuk tahap terakhir dari kompetisi ini, yaitu lelang online yang diikuti semua peserta lelang yang didominasi calon pembeli dari luar Indonesia.

Namun, sebelumnya mereka harus mendaftarkan diri ke Alliance for Coffee Excellence (ACE), sehingga calon pembeli adalah calon yang sudah terseleksi.

Nantinya, seluruh sample kopi tersebut baru akan dibuka identitas petani dan kopinya, setelah juri menyelesaikan penilaian pada tingkat internasional. Penilaian itu hanya berlaku untuk lot kopi yang didaftarkan pada penyelenggaraan COE 2021.

ACE mengelola dua jenis lelang terkait kopi-kopi yang ikut serta dalam COE ini, masing-masing, National Winner Auction dan COE Auctions.

Lelang nasional berlaku untuk kopi-kopi yang lolos ke babak internasional dan memperoleh poin 85,00-86,99. Pelaksanaannya berlangsung pada 24 Januari-4 Februari 2022.

Kemudian, untuk lelang COE kopi-kopi yang lolos ke babak internasional dan memperoleh nilai minimal 87,00, bakal dilaksanakan pada 27 Januari 2022 mendatang.

COE bukan melulu soal finansial bagi petani atau seluruh pemangku kepentingan kopi di sebuah negara (Foto: MP/Andhika Hutama Putra)

Bagi yang ingin mengikuti lelang, calon pembeli harus mendaftar dulu agar mendapat akses untuk melakukan penawaran.

Lelang COE hanya dibuka satu malam, tepatnya pukul 21:00 hingga selesai, dengan catan apabila tidak ada penawaran baru untuk kopi manapun di lelang tersebut hingga batas waktu tiga menit berlalu. Sementara untuk lelang National Winner, dibuka dalam waktu yang lebih panjang.

Harga dasar ditetapkan oleh pelaksana dan disepakati oleh ACE. Untuk lelang COE Indonesia, harga pembukaan untuk kopi dengan poin 87,00 – 87,99 adalah USD 5 atau lebih kurang Rp71 ribu per pound. Kemudian untuk kopi dengan poin 88,00 – 89,99 adalah USD 6 lebih kurang Rp85 ribu per pound. Lalu untuk kopi dengan poin di atas 90, harga pembukaan adalah sebesar USD 6.5 lebih kurang Rp93 ribu per pound. Setiap kenaikan penawaran adalah minimal 10 sen per pound.

Untuk lelang National winner, harga dasar ditetapkan sebesar USD 4 lebih kurang Rp51 ribu per pound. Sampai saat ini panitia sudah mendapatkan daftar calon pembeli yang sudah terkonfirmasi oleh ACE sebanyak 103 nama untuk lelang COE dan 81 nama untuk lelang National Winner.

Keuntungan COE bukan melulu soal finansial bagi petani atau seluruh pemangku kepentingan kopi di satu negara. Lebih daripada itu, Cup of Excellence menciptakan warisan abadi di setiap negara yang berpartisipasi.

Mengenai hal itu, Country Coordinator COE, Andi Widjaja berharap, gelaran COE bisa menjamin keberlanjutan kopi Indonesia ke depannya sehingga menjadi lebih baik. Mulai dari sisi kepemilikan atau kemitraan atas lahan, pembibitan, perawatan, hingga pasca panen pada sisi hulu.

Apabila tata kelola dibenahi, Andi percaya dampak turunannya bisa ikut terdongrak seperti peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.

"Misal awalnya satu hektare hanya produksi satu ton bisa naik jadi tiga ton. Dengan demikian maka harga kopinya bisa lebih murah untuk kemudian ke hilirnya. Jadi efek berantai hingga ke konsumen," kata Andi. (Ryn)

Baca juga:

Para Juri Nasional yang Terpilih Siap Beri Penilaian di Cup of Excellence

#Kopi #Kuliner #Cup Of Excellence
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special
Bagikan