KAMU mungkin memiliki seseorang yang memberi tahu untuk 'melihat sisi baiknya' atau 'ambil positifnya buang negatifnya'. Kemungkinannya bagus bahwa orang-orang yang membuat komentar tersebut adalah pemikir positif. Para peneliti semakin banyak menemukan bukti yang menunjukkan banyak manfaat dari optimisme dan pemikiran positif.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa tidak hanya pemikir positif lebih sehat dan lebih sedikit stres, mereka juga memiliki kesejahteraan keseluruhan yang lebih besar. Peneliti psikologi positif, Suzanne Segerstrom, dan sejumlah studi, menunjukkan bahwa optimis secara umum sehat secara psikologis dan fisiologis.
Baca juga:
Bahkan jika pemikiran positif tidak datang secara alami kepada kamu, ada banyak alasan bagus untuk mulai mengembangkan pikiran afirmatif dan meminimalkan self-talk negatif. Berikut manfaat dari berpikir positif.
1. Penghilang stres

Ketika dihadapkan pada situasi yang penuh tekanan, pemikir positif mengatasi lebih efektif daripada pesimis. Dalam satu studi, para peneliti menemukan bahwa ketika optimis menghadapi kekecewaan (seperti tidak mendapatkan pekerjaan atau promosi) mereka lebih cenderung fokus pada hal-hal yang dapat mereka lakukan untuk menyelesaikan situasi.
Daripada memikirkan frustrasi atau hal-hal yang tidak dapat mereka ubah, mereka akan menyusun rencana tindakan dan meminta bantuan serta saran orang lain.
Pesimis, di sisi lain, hanya berasumsi bahwa situasinya di luar kendali mereka dan tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk mengubahnya.
2. Meningkatkan Imunitas

Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti telah menemukan bahwa pikiran kamu dapat memiliki efek yang kuat pada tubuh kamu. Kekebalan adalah salah satu area di mana pikiran dan sikap kamu dapat memiliki pengaruh yang sangat kuat.
Dalam satu studi, para peneliti menemukan bahwa aktivasi di area otak yang terkait dengan emosi negatif menyebabkan respons kekebalan yang lebih lemah terhadap vaksin flu.
Peneliti Segerstrom dan Sephton menemukan bahwa orang-orang yang optimis tentang bagian spesifik dan penting dari kehidupan mereka, seperti seberapa baik yang mereka lakukan di sekolah, menunjukkan respons kekebalan yang lebih kuat daripada mereka yang memiliki pandangan lebih negatif terhadap situasi.
Baca juga:
3. Peningkatan Kesehatan

Tidak hanya pemikiran positif dapat memengaruhi kemampuan kamu untuk mengatasi stres dan kekebalan tubuh kamu, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan kamu secara keseluruhan.
Sementara para peneliti tidak sepenuhnya jelas mengapa pemikiran positif bermanfaat bagi kesehatan, beberapa orang berpendapat bahwa orang yang berpikir positif mungkin menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Mereka mengatasi stres dengan lebih baik dan menghindari perilaku tidak sehat sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka.
4. Ketahanan lebih baik

Ketangguhan mengacu pada kemampuan kita untuk mengatasi masalah. Orang yang tangguh mampu menghadapi krisis atau trauma dengan kekuatan dan tekad. Alih-alih berantakan dalam menghadapi tekanan seperti itu, mereka memiliki kemampuan untuk melanjutkan dan akhirnya mengatasi kesulitan seperti itu.
Mungkin tidak mengejutkan mengetahui bahwa berpikir positif dapat memainkan peran utama dalam ketahanan. Saat menghadapi tantangan, optimis biasanya melihat apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki masalah. Alih-alih menyerah harapan, mereka mengumpulkan sumber daya mereka dan bersedia meminta bantuan orang lain.
Para peneliti juga menemukan bahwa di tengah krisis, seperti serangan teroris atau bencana alam, pikiran dan emosi positif mendorong pertumbuhan dan menyediakan semacam penyangga terhadap depresi di antara orang-orang yang tangguh. Untungnya, para ahli juga percaya bahwa positivisme dan ketahanan seperti itu dapat diolah.
Dengan memelihara emosi positif, bahkan dalam menghadapi peristiwa yang mengerikan, orang dapat menuai imbalan jangka pendek dan jangka panjang, termasuk mengelola tingkat stres, mengurangi depresi, dan membangun keterampilan koping yang akan melayani mereka dengan baik di masa depan.
Baca juga:
Nah, sebelum kamu menerapkan untuk berpikir positif, penting untuk dicatat bahwa berpikir positif juga ada batasnya. Faktanya, para peneliti telah menemukan bahwa dalam beberapa kasus, optimisme mungkin tidak menguntungkan kamu.
Misalnya, orang yang terlalu optimis mungkin melebih-lebihkan kemampuan mereka sendiri dan mengambil lebih dari yang dapat mereka tangani, yang pada akhirnya menyebabkan lebih banyak stres dan kecemasan. Para psikolog menyarankan bahwa pemikiran positif berpusat pada hal-hal seperti kepercayaan pada kemampuan kamu, pendekatan positif terhadap tantangan, dan berusaha memanfaatkan sebagian besar dari situasi buruk. (arb)