RABU (15/2) pagi, ruang pertemuan di lantai dua Menara Digitaraya dipenuhi puluhan orang. Musik instrumental nan membangkitkan semangat sayup-sayup terdengar. Di ruangan itulah, Crewdible melangsungkan acara yang memperkenalkan cara mereka membantu UMKM untuk mengubah resesi menjadi opportunity atau peluang baru di tengah kondisi perekonomian yang sulit untuk diprediksi dan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis.
"Crewdible itu adalah perusahaan yang menyediakan jasa instant warehouse fulfillment, bahasa gampangnya ialah gudang daring," ungkap CEO yang juga founder dari Crewdible Dhana Galindra.
BACA JUGA:
Crewdible menawarkan banyak layanan yang dapat membantu UMKM dalam berbisnis. Sebagai gudang mikro, Crewdible juga bisa membantu para pemilik bisnis untuk melakukan pengecekan barang, pengemasan, pengiriman bahkan hingga kontrol kualitas. "Layanannya banyak tapi tujuannya ialah bagaimana pengusaha tidak perlu memikirkan operasional untuk memenuhi sebuah pesanan," lanjut Dhana.

Dengan mengangkat semangat #bikinLOKALmakinVOKAL, Crewdible mencoba untuk membantu UMKM di tengah kondisi perekonomian yang sulit diprediksi serta persaingan dunia usaha nan semakin ketat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Crewdible melakukan pergerakan dalam tiga tahap. Tahap pertama ialah penluncuran produk terbaru Crewdible, yakni disebut sebagai Operation Automation for SMEs. Setelah itu, diikuti peluncuran produk Sales Automation for SMES. Tahap terakhir ialah peresmian kerja sama antara Crewdible dan Bukalapak. "Targetnya ialah kami membantu tiga kali lipat dari apa yang telah kami lakukan sekarang," ungkap Dhana.
BACA JUGA:
Peresmian kerja sama yang dilakukan Crewdible dan Bukalapak sebenarnya didasari keselarasan visi dan misi. Hal itu menjadikan kerja sama tersebut semakin potensial. "Visi di bukalapak ialah fair economy for all, bagaimana kami menggunakan teknologi untuk bisa membantu para pelaku ekonomi dan UMKM," jelas CEO Bukafinancial & Commerce Bukalapak Victor Putra L.
Setelah penandatanganan kerja sama antara Crewdible dan Bukalapak, acara tersebut belanjut dengan bincang-bincang dengan pelaku UMKM yang telah bergabung bersama Crewdible. "Kendala UMKM ialah mengerjakan semuanya secara mandiri. Itu cukup menyita waktu, terlebih jika logistik berada di tempat yang berbeda-beda," ungkap Linda Lim, salah seorang pelaku UMKM yang sudah tergabung dengan Crewdible.
"Dengan Crewdible, toko tetap bisa buka dan memenuhi pesanan walaupun owner sedang tidak berada di toko," lanjutnya.

Pemberdayaan UMKM memang perlu dilakukan. Hal itu bukan tanpa sebab. UMKM memiliki kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan roda ekonomi Indonesia. UMKM tercatat berkontribusi sebanyak 61 persen atau sekitar Rp8,5 triliun dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Salah seorang pembicara dalam sesi bincang-bincang ialah Founder dan CEO KAYA.ID Nita Kartikasari. Ia mengharapkan akan semakin banyak bermunculan jenama seperti Crewdible dan KAYA.ID untuk mendorong pertumbuhan UMKM sehingga dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar multinasional nantinya.
Nita percaya bahwa produk lokal bukan tertinggal secara kualitas, melainkan kurang berani untuk menjadi lebih vokal agar semakin dikenal dan dibanggakan masyarakat.(dsh)
BACA JUGA: