BUKAN sekadar kecintaan untuk lawan jenis, sahabat, atau hal lainnya, band Coconuttreez dan Melanie Subono memilih berbicara tentang semangat baru untuk bangkit dan berdamai dengan diri sendiri di single Menuju Timur. Setelah malang melintang selama belasan tahun di industri musik Indonesia, keduanya sepakat untuk menjadi lebih 'dewasa' dalam karya terbarunya.
Semangat itu yang kemudian coba disampaikan melalui single Menuju Timur, rilisan kolaborasi terbaru mereka. Sebuah lagu yang diciptakan Rival Himran (bass) bersama Melanie. Sementara sang gitaris Teguh dan Aci (drummer), membuat aransemen ciamik yang hadir menyelimuti lirik lagu mereka.
"Bagan lagu ini sudah dibuat jauh sebelum kita memulai project Menuju Timur ini. Dan saya rasa cocok banget diisi dengan lirik lagu ini. Ternyata bener, semua terasa klop," ujar Rival lewat keterangan yang diterima MerahPutih, Kamis (8/9).
Baca juga:
100 Hari Kepergian Steven Kaligis, Coconuttreez Rilis Album 'Langsamkan'
View this post on Instagram
Semangat Menuju Timur hadir dalam kekosongan di masa pandemi. Di saat segala hal berhenti, berkutat dalam ketidakpastian, namun hidup tetap berjalan. Bagi Coconuttreez hal itu terasa lebih berat lagi, mereka harus kehilangan salah satu pondasi band ketika sang vokalis Steven Kaligis berpulang pada Juni 2021 silam.
Kolaborasi Coconuttreez dan Melanie bukan sekadar untuk single ini saja. Keduanya baru saja menyelesaikan sebuah program edukasi budaya bekerjasama dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Kemenbudristek yang akan segera tayang tak lama lagi.
Program ini adalah sebuah dokumentasi perjalanan menjelajah budaya menuju ke timur Indonesia yang juga syarat unsur musik di dalamnya. Ke depannya ada satu single lagi yang akan dirilis bersama.
Baca juga:
Bicara soal aransemen, band yang dikenal lewat lagu Welcome to My Paradise itu sejak awal sudah memberikan sentuhan musik reggae di dalam Menuju Timur. Namun kolaborasi dengan Melanie harus menghasilkan sesuatu yang segar dan bisa diterima pendengar musik kekinian.
Karenanya Melanie mengajak Dennis Nussy untuk menyempurnakan nuansa lagu tersebut, hingga hadirlah susunan musik yang kini dipakai Menuju Timur.
"Buat gue, lagu ini adalah sentilan dan tamparan bahwa perjalanan itu pasti berat. Ketemu orang yang bikin gue pengen bunuh-bunuhan dan macam-macam. Makanya di lagu ini ada dua frasa ‘kita bisa' dan 'kita mampu'. Ini kayak jargon gue di keseharian dan Rumah Harapan Melanie kalau bisa yuk, mampu kok," jelas Melanie. (kna)
Baca joga:
Normal Eve Cerita Fenomena Terjebak dalam Mimpi di Single 'Delusif'