Cipayung Plus Anggap Polisi Gagal Tangani Kasus Rasial Mahasiswa Papua

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 28 Agustus 2019
Cipayung Plus Anggap Polisi Gagal Tangani Kasus Rasial Mahasiswa Papua
Aksi unjuk rasa mahasiswa Papua protes aksi rasialisme (Foto: antaranews)

MerahPutih.com - Berbagai organisasi yang tergabung dalam Cipayung Plus mengkritik kegagalan arapat kepolisian menindak tegas para pelaku hujatan rasial terhadap Mahasiswa Papua di Asrama Papua Surabaya beberapa waktu yang akhirnya memicu kerusuhan di sejumlah tempat di Pulau Papua.

“Pascaperistiwa itu terjadi di mana-mana dan sampai sekarang belum ada tindakan tegas terhadap para pelaku di sana (Surabaya),” kata Sekretaris Umum PP Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), David Sitorus, dalam jumpa pers di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/8).

Baca Juga:

Berikan Miras ke Mahasiswa Papua, Kapolsek Sukajadi Terancam Dihukum Berat

Citra Polisi Terjun Bebas Usai Terbukti Beri Miras ke Mahasiswa Papua

David mempertanyakan mengapa kasus yang sudah berjalan sekitar 10 hari ini tidak juga ada tindakan tegas kepada para terduga pelaku rasial dan penyebab kerusuhan. Wajar, kata dia, publik kecewa dengan kegagalan polisi dalam proses penanganan perkara ini.

Sekelompok massa yang mengatasnamakan Komite Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialiseme dan Militerisme kembali menggelar aksi di depan Istana Negara. Foto: MP/Kanu
Sekelompok massa yang mengatasnamakan Komite Mahasiswa Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialiseme dan Militerisme kembali menggelar aksi di depan Istana Negara. Foto: MP/Kanu

“Pemeriksaan sudah 10 hari terhadap saksi-saksi dilakukan dan masih berlangsung dan belim ada penetapan tersangka. Pemicunya kan di sana semua,” ujar David.

Cipayung Plus juga mendesak kepolisian secara berkala menggelar ekspos perkara ke publik. Tujuannya, lanjut dia, untuk meminimalisir persepsi publik yang liar dan membuat situasi justru tidak kondusif.

"Jangan sampai ada isu-isu pertanyaan yang melebar. Kita harap yang terbaik bagi pemerintah Indonesia,” tutup Sekjen GMKI itu.

Baca Juga:

Rayu Pakai Pembangunan Tak Mempan, Rebutlah Hati Warga Papua

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal PP Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Phirman Reza menyampaikan agar penanganan kasus Papua tidak ditunggangi dengan kepentingan politis semata.

Gubernur Papua Lukas Enembe ditolak para mahasiswa Papua di Surabaya
Gubernur Papua Lukas Enembe (kiri). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Phirman juga menyinggung tentang Gubernur Papua, Lukas Enembe yang ditolak masuk oleh Mahasiswa dari asrama Papua di Surabaya. Menurut dia, penolakan itu dilakukan lantaran adanya aroma politis di sekitar upaya Lukas mendatangi asrama mahasiswa.

“Kita harap tidak ada isu yang berkembang sifatnya politis di luar,” tutup petinggi aktivis KAMMI itu. (Knu)

Baca Juga:

Ditolak, Gubernur Papua Lukas Enembe Akan Kembali Temui Mahasiswa di Surabaya

#Papua
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Bagikan