CENTER for Australian Studies (CFAS) Universitas Nasional atau Pusat Studi Australia Universitas Nasional, menggelar dan Soft Launching pusat studi memfokuskan diri pada hubungan indonesia-Australia tersebut, dengan tajuk 'Australia - Indonesia Relation: past, present and future'.
Acara webinar tersebut menghadirkan sejumlah sosok istimewa, seperti Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo (Duta Besar RI untuk Australia dan Vanuatu), Stephen Scot (Deputy Australian Ambassador to Indonesia), George Iwan Marantika (National President of Indonesia Australia Business Council), Prof. Paul AShton (University of Technology Sydney Australia), dan Prof. Richard Chauvel (Melbourne University Australia).
Baca Juga:
10 Universitas Tertua di Dunia, Salah Satunya Terkait Ekspedisi Hindia Belanda

Selain itu, ada juga pembicara dari akademisi, seperti Harry Darmawan (Head of CFAS Universitas Nasional), Prof David Reeve (University of New South Wales Sydney, New South Wales Australia), dan Rizki Marman Saputra sebagai moderator webinar.
"Hari ini CFSA Studi UNAS melaksanakan soft launching, di mana sebelumnya telah di resmikan pada awal Juni lalu oleh rektor UNAS, ini adalah institusi yang berkomitmen untuk memajukan dan mengeratkan hubungan australia dan indonesia," ujar Harry Darmawan, Head of CFAS Universitas Nasional pada soft launching CFAS Universitas Nasiona via Zoom, Senin (6/7).
Sedikit informasi, pusat Studi Australia Universitas Nasional sebetulnya sudah diresmikan pada tanggal 3 Juni 2021 lalu.
Baca Juga:
Universitas di Jerman Tawarkan Beasiswa untuk Orang-Orang Malas
Rektor Universitas Nasional (UNAS) Dr. El Amry Bermawi Putera telah memberikan SK pendirian kepada Ketua Pusat Studi Australia Universitas Nasional, Harry Darmawan.
Sebagai dua negara berbatasan langsung, hubungan Indonesia-Astralia punya makna penting dalam menjaga stabilitas regional. Kedua negara sudah memiliki kerjasama pada bidang potensial. Dari mulai bidang ekonomi, pendidikan, politik, dan sosial budaya.
Dalam bidang pendidikan di periode 1980, pusat-pusat kajian Australia mulai berkembang di Indonesia. Dan saat ini, lebih dari 80 universitas di Indonesia telah memiliki studi tentang Australia.
Universitas Nasional lantas mengambil peran sebagai salah satu institusi pendidikan dalam mengembangkan studi kajian Australia-Indonesia, dengan meresmikan Center for Australian Studies Universitas Nasional.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Australia, Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo mengatakan sangat mendukung adanya pusat studi Indonesia-Australia di Universitas Nasional.
"Selaku pihak diberikan amanah oleh negara, saya sangat menyambut baik didirikannya pusat studi Indonesia Australia di Universitas Nasional," jelas Dubes RI Untuk Australia, Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo.

Yohanes menambahkan, pencapaian tersebut tentunya bukan hal bisa dicapai dalam semalam, karena merupakan kerja keras dari semua pemangku kepentingan. Yohanes berharap seluruh pihak bisa senantiasa memelihara dan memperkuatnya.
CFAS, lanjut Yohanes, diharapkan bisa meningkatkan literasi di kalangan masyarakat Indonesia dan Australia, serta menjaga hubungan bilateral antarnegara agar semakin kuat. (Ryn)
Baca Juga:
Motor Listrik dari Universitas Budi Luhur Lakukan Uji Coba di Sirkuit Sentul