Cerita Warga Terjebak Macet Hingga Cari Jalan Tikus saat PPKM Darurat di Hari Kerja

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 05 Juli 2021
Cerita Warga Terjebak Macet Hingga Cari Jalan Tikus saat PPKM Darurat di Hari Kerja
Penyekatan di Sudirman-Thamrin Jakarta. (Foto: Kanugrahan)

MerahPutih.com - Para pengendara terjebak macet akibat adanya penyekatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jakarta. Bahkan, beberapa pengendara mengalami kemacetan selama berjam-jam.

Salah satunya Yoga (40), Warga asal Kemanggisan yang bekerja di bidang media massa ini terpaksa menempuh waktu setengah jam dari rumahnya ke kawasan Gambir.

"Macet parah. Biasanya 10 menit," kata Yoga ditemui di kawasan Jatibaru, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/7).

Baca Juga:

PPKM Darurat Hari Pertama Kerja, Macet Parah Sampai Gigit Jari Gagal Masuk Jakarta

Yoga mengaku, tetap bekerja meski alami kemacetan karena tuntutan dari kantor dan kewajibannya memberikan informasi ke masyarakat.

Penyebab kemacetan didominasi warga yang ingin masuk kerja. Mereka memaksakan berangkat meski diantaranya bukan termasuk sektor esensial dan kritikal.

"Saya gak tahu kalau ada PPKM aturannya gitu. Makanya saya berangkat," kata salah satu pekerja bernama Rizal (32) yang mengalami macet hampir 2 jam di Kalideres ini.

Hal yang sama dialami oleh Akbar (24). Pria yang bekerja sebagai staf di kantor kepolisian ini mengaku menempuh waktu hampir dua jam. Ia berangkat dari rumahnya di Tangerang menuju Tanjung Duren.

"Biasa jalan cuman 45 menit. Ini macet karena penyekatan makanya saya lewat jalan pintas," jelas Akbar.

Salah seorangnya bernama Hendra (33), yang mengendarai motor dan terjebak kemacetan menjelang penyekatan di Roxy Mas. Menurutnya, ada 2 titik penyekatan untuk Kalimalang, yaitu di Kalideres Tangerang dan di Grogol.

Kemacetan saat PPKM Darurat di hari kerja. (Foto: Kanugrahan)
Kemacetan saat PPKM Darurat di hari kerja. (Foto: Kanugrahan)

Kemacetan itu berlangsung selama sekitar 2 jam. Padahal biasanya hanya 30 menit pakai motor di tempat bekerjanya di kawasan Cideng Gambir.

"Saya kerja di bidang kuliner. Karena masuk sektor esensial saya harus kerja di toko dan memutuskan memutar balik dan hendak mencari jalan pintas," kata Hendra.

Hendra mengaku, ditanya petugas surat kerja dari perusahaan kuliner yang dikelolanya.

"Iya karena kami harus tetap memenuhi kebutuhan konsumen jadi tak bisa kerja dari rumah. Saya bilang gitu, petugas baru paham," kata warga asal Daan Mogot ini. (Knu)

Baca Juga:

Pasokan Oksigen Tersendat, RS: Kalau Berjuang Enggak Ada Senjatanya, Mau Apa?

#PPKM Darurat #COVID-19 #Kasus Covid
Bagikan
Bagikan