Wisata

Cerita Sang Pawang Digigit Buaya Ketika Atraksi

Muchammad YaniMuchammad Yani - Kamis, 03 Mei 2018
Cerita Sang Pawang Digigit Buaya Ketika Atraksi
Saksi bisu Warsidi saat digigit Buaya (MP/Muchammad Yani)

SEORANG pria berdiri di pintu masuk penangkaran buaya di Serang, Bekasi. Wajahnya berkumis, kulitnya agak sedikit kecokelatan ditutupi seragam merah bertuliskan 'Taman Buaya'. Jika ada pengunjung datang, dengan sigap ia mempersilakan masuk sambil menyobek tiket yang disodorkan kepadanya.

Ia adalah Warsidi pria berumur 43 tahun salah satu karyawan di Taman Buaya Indonesia Jaya. Sekilas tak ada yang aneh pada ayah dua anak itu. Namun jika diperhatikan tampak luka jahitan yang hampir mengelilingi telapak tangan kanannya.

"Ini bekas digigit buaya," ucap Warsidi kepada merahputih.com sambil menunjukan tangannya, Minggu (29/4).

Warsidi (Kanan) saat diwawancarai Merahputih.com (MP/Muchammad Yani)
Warsidi (Kanan) saat diwawancarai Merahputih.com (MP/Muchammad Yani)

Selain merawat taman seluas 3 hektar bersama tiga rekannya, Warsidi adalah seorang pawang buaya. Pengalamannya tak sebentar, sejak umur 14 tahun ia sudah menangani buaya-buaya di Taman Buaya Indonesia Jaya.

Warsidi mengaku peristiwa digigit buaya terjadi puluhan tahun lalu. Saat itu, seperti biasa ia melakukan ritual sebelum pertunjukan. Beberapa bunga ditaruh di atas wadah, sambil mengucapkan mantra satu telur dilempar. Jika telur tak mengalami banyak kerusakan, maka pertunjukan tetap dilakukan. Sebaliknya, jika telur pecah, maka menjadi pertanda buruk bagi pawang.

Sayang, telur yang dilempar pecah. Ia merasa akan ada masalah. Namun, keinginan untuk membahagiakan pengunjung mengalahkan kekhawatirannya itu. Kebetuan atraksi ekstrim Warsidi dilakukan saat cuaca mendung. Saat tangannya masuk ke mulut buaya, tiba-tiba suara petir menggelegar.

Buaya yang kerap dipertunjukan di Taman Buaya Indonesia Jaya (MP/Muchammad Yani)
Buaya yang kerap dipertunjukan di Taman Buaya Indonesia Jaya (MP/Muchammad Yani)

Buaya sepanjang tiga meter langsung menutup mulutnya. Warsidi mengatakan buaya memang sangat sensitif dengan suara petir atau suara lain yang mengagetkan. "Tangan saya hampir putus abis digigit buaya," kenang Warsidi sambil menghisap sebatang rokoknya.

Saat tangannya berada di dalam mulut buaya, ia tetap tenang. Warsidi tahu kalau ia sedikit saja bergerak maka buaya itu akan memutar tubuhnya. Jika itu terjadi, bisa dipastikan saat ini ia tak memiliki tangan kanannya lagi.

Ia mengatakan dirawat sampai beberapa bulan agar tangannya pulih kembali. "Ini sampai 17 jahitan, kalau ini 12 jahitan," ucapnya sambil menunjukan bekas luka.

Memiliki kenangan pahit bersama buaya, ia tak kapok. Meski tak rutin seperti dulu, Warsidi tetap melakukan aksi berbahaya itu setiap hari raya Idhul Fitri. (yan)

#Taman Buaya Indonesia Jaya #Tempat Wisata Bekasi
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan