Cerita Puan soal Bung Karno yang Bisa Menjembatani Hubungan Bangsa-Bangsa

Mula AkmalMula Akmal - Minggu, 03 Juli 2022
Cerita Puan soal Bung Karno yang Bisa Menjembatani Hubungan Bangsa-Bangsa
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani saat memberikan keterangan pers, di Jakarta, Selasa (21/6/2022). ANTARA/Syaiful Hakim

MerahPutih.com - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menceritakan bagaimana Presiden Indonesia pertama Soekarno atau Bung Karno meraih gelar doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Berlin pada 23 Juni 1956.

Diketahui, Bung Karno meraih gelar doktor HC dari Universitas Berlin di bidang Ilmu Pengetahuan Teknik.

Baca Juga:

Kunjungi Pasar Tambahrejo, Puan Maharani Borong Nogosari dan Ikut Jualan Tempe

Ini diceritakan Puan saat menjadi keynote speaker acara diskusi dengan tema: “Bung Karno: Arsitek Kemerdekaan Bangsa-bangsa” yang digelar secara hybrid di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (3/7).

Perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI ini, menjelaskan saat itu Bung Karno bertanya kepada civitas Universitas Berlin atas gelar yang diberikan.

“Ternyata Presiden Universitas Berlin mengatakan bahwa menurut mereka Presiden Soekarno telah membuat jembatan yang hebat sekali, yaitu a bridge between nation, jembatan yang menghubungkan bangsa-bangsa, jembatan yang membuat bangsa-bangsa dapat bergaul satu sama lain dengan cara yang akrab,” cerita Puan.

Menurut Puan, dengan aktifnya Bung Karno membangun jembatan antar bangsa, disitulah letak sosoknya menjadi arsitek kemerdekaan bangsa-bangsa dengan semangat membangun tatanan dunia baru.

“Sebenarnya, kita dapat mengajak semangat Bung Karno untuk membangun tatanan dunia baru. Dan keinginan Bung Karno sejak muda untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia,” ungkap Puan.

Dia juga menuturkan, dalam pledoi Bung Karno 'Indonesia Menggugat' pada tahun 1930 yang menentang kolonialisme dan imperialisme, serta pidato pada 1 Juni 1945, sudah jelas bagaimana menginginkan kemerdekaan Indonesia dengan dasar falsafah dan ideologi negara Pancasila.

“Maka terlihat sebuah kesinambungan pemikiran Bung Karno tentang tatanan dunia yang baru yang beliau bayangkan dan perjuangkan. Dari pemikiran dan perjuangan Bung Karno, dapat kita lihat bahwa tantangan dunia baru dimulai dengan pembangunan karakter bangsa, yang berdaulat dengan semangat gotong royong yang di dalamnya ada spirit Bhinneka Tunggal Ika, toleransi dan cinta tanah air dan bangsa,” tutur Puan.

Baca Juga:

Puan Maharani Sebut Harga Minyak Goreng di Pasar Legi Masih Mahal

Bahkan setelah Indonesia merdeka, Bung Karno turut serta membantu negara lain untuk memperoleh kemerdekaan yang kemudian bisa menghelat Konferensi Asia Afrika dengan melahirkan Dasasila Bandung.

Di sidang PBB pada tahun 1960, Bung Karno menyampaikan dengan jelas bagaimana visinya tentang dunia yang terbebaskan dari imperialisme dan kolonialisme, terbebaskan dari penjajahan dan penindasan.

“Konsistensi dan keteduhan pemikiran Bung Karno pula yang kemudian melahirkan games of the new emerging forces sebagai wujud nyata konsistensi perjuangan tatanan dunia yang baru dalam berbagai aspek kehidupan,” jelas Puan.

Puan juga mengatakan, setiap tempat yang didatangi Bung Karno menebar virus untuk menggelorakan semangat nasionalisme, gotong-royong, Bhinneka Tunggal Ika, semangat toleransi dan semangat kemandirian.

Contohnya, bagaimana pemimpin Uni Soviet tertular semangat toleransi beragama ketika menyinggahi Masjid di St Petersburg.

“Mari kita teruskan perjuangan Bung Karno yang pernah mengatakan 'kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa,” tutup Puan. (Pon)

Baca Juga:

Rencana Diresmikan Puan Maharani, Pasar Legi Solo Bocor

#Puan Maharani #Bung Karno #Ketua DPR RI
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Bagikan