MerahPutih.com - Ada 2.500 ibu hamil yang akan menjalani vaksinasi, mulai hari Kamis (19/8) hingga Jumat (20/8), yang digelar di Airlangga Convention Center (ACC). Untuk hari ini, ada 1.500 dosis yang diberikan.
Beragam perasaan para ibu hamil ketika menjalani vaksin. Ada yang takut, gerogi, tapi ada yang santai. Bahkan, ada yang sengaja bergurau untuk mengurangi rasa khawatir terhadap efek samping.
"Kalau disuntik vaksin mau saja. Biar sehat. Asal jangan disuntik perangsang (kontraksi) lo ya," gurau Anindita, salah seorang ibu hamil yang hendak divaksin.
Baca Juga:
Vaksinasi Ibu Hamil Penting untuk Lindungi Bayi dari COVID-19
"Biar tenang kalau disuntik, Mas. Sebenarnya takut. Bukan takut disuntik, cuma khawatir ada efek samping ke janin," sambung Anindita sambil memegang perutnya.
Hal berbeda diungkapkan oleh Sarita, salah satu ibu hamil yang lain. Ia tampak tenang dan percaya sepenuhnya pada tim tenaga kesehatan.
"Enggak ada grogi. Kami percaya kok sama tim medisnya," terangnya.

Sementara, Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Surabaya dan IDI Surabaya Brahmana Askandar mengatakan, vaksinasi COVID-19 dikatakan aman diberikan setelah usia kehamilan melewati 3 bulan pertama.
”Tiga bulan pertama itu masa pembentukan. Jadi, setelah masa pembentukan selesai, aman untuk vaksinasi,” kata Brahmana Askandar.
Vaksin diberikan pada periode itu, lanjut dia, diharapkan pada saat ibu bersalin usia kehamilan 37 minggu, bayi sudah terproteksi.
"Tetapi ibu hamil kan macam-macam. Kalau dengan penyakit penyulit, otomatis enggak bisa disuntik vaksin. Harus konsultasi dengan dokter kandungan. Tapi kan sebagian kecil. Sebagian besar ibu hamil sehat,” lanjut Brahmana Askandar.
Baca Juga:
Jenis vaksin yang diberikan untuk ibu hamil adalah Sinovac. Untuk dosis kedua, ibu hamil bisa mendapatkan dalam jangka waktu 28 hari setelah vaksin dosis pertama.
Untuk kejadian ikutan pasca-imunisasi atau KIPI, Brahmana menegaskan, tidak ada yang berat. Namun dia tetap meminta ibu hamil untuk berkomunikasi dengan puskesmas.
”Kalau ada efek KIPI mereka menghubungi puskesmas terdekat. Kebanyakan cuma nyeri di tangan, hanya beberapa saat saja,” tutup Brahmana Askandar. (Budi Lentera/Surabaya)
Baca Juga:
Anies Ungkap Alasan 3 Juta Warganya Tak Mau Divaksin