Cerita di Balik Kelahiran Festival Film Indonesia

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Selasa, 09 November 2021
Cerita di Balik Kelahiran Festival Film Indonesia
A Hady, Fifi Young, AN Alcaff, Dhalia, saat menerima Piala Citra 1955. (Wikipedia)

DUA nama kondang di perfilman Indonesia, Usmar Ismail dan Djamaludin Malik, menjadi sosok penting di balik kelahiran Festival Film Indonesia (FFI).

Baca Juga:

Karcis Bioskop, Benda Bersejarah Pemicu Nostalgia

Pada tahun 1954, Usmar dan Djamaludin punya mimpi agar Indonesia bisa berpartisipasi dalam Festival Film Asia diadakan di Tokyo. Namun, ketegangan antara pemerintah Indonesia dan Jepang soal pampasan perang masih panas. Akhirnya, tak ada satu judul film Indonesia pun jadi berangkat ke Negeri Sakura.

Kondisi tersebut diperparah dengan merebaknya 'Film Malaya' asal Malaysia dan India, sementara film asal Amerika tak tergoyahkan di banyak bioskop kelas atas. Akhirnya, film Indonesia jadi terasing di negeri sendiri.

FFI 2021
Usmar Ismali. (Museum Penerang)

Sangking kesalnya, Usmar bahkan pernah melayangkan tinjunya pada seorang pemilik bioskop karena tak mau menayangkan film Indonesia. Lewat askinya tersebut, filmnya akhirnya bisa tayang di bioskop kelas satu.

Usmar mencari cara agar film Indonesia bisa berjaya di dalam negeri lewat apresiasi selayaknya. Setelah berbagai rintangan, Usmar dan Djamaludin akhirnya bikin festival sendiri. Festival Film Indonesia (FFI) pertama digelar pada 30 Maret - 5 April 1955. Dengan acara ini, Usmar berharap bisa menarik perhatian masyarakat dan mengubah persepsi mereka mengenai film Indonesia.

Baca Juga:

Nonton Film Horor di Bioskop Buat Modus ke Gebetan? Valid No Debat

Ajang FFI tak semata dijadikan acara mencari pemenang, namun forum para sineas bertatap muka mendiskusikan problematika perfilm tanah air, evaluasi, dan kritik terhadap kebijakan arus film luar negeri.

FFI 2021
Djamaludin Malik (Wikipedia)

Para sineas menganggap ajang FFI sebagai momentum penting bagi tumbuh-kembang perfimlan Indonesia sehingga mendukung penyelenggaraannya diadakan saban setahun sekali. Namun pada kenyataan, impian tersebut tak bisa berjalan lancar, sebab kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya stabil membuat penyelenggaraan FFI harus ditiadakan.

Setelah tahun 1955, FFI kemudian diadakan kembali pada tahun 1960, 1967, 1976, 1975, dan terus hadir secara berkala hingga kini. Kehadiran FFI 2021 jadi bukti otentik harapan Usmar Ismail dan Djamaludin Malik agar film Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri terus lestari. Malah seiring waktu, film jebolan anak bangsa semakin berkualitas dan diakui pasar dunia. (sam)

Baca Juga:

Nostalgia Nonton Bioskop Sebelum Pandemi, Sampai Rela Bolos!

#FFI 2021 #Festival Film Indonesia #November Jagoan Film Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Samantha Samsuddin

Be the one who brings happiness
Bagikan