IMBAS dari permasalahan finansial, CEO Ubisoft, Yves Guillemot merelakan gajinya dipotong hingga Rp4,8 milyar. Itu dilakukan demi menambal sebagian permasalahan di perusahaannya. Ini diumumkan ke publik melalui laporan finansial dan saham yang telah dibocorkan.
Seperti yang dikutip dari laman IGN, Guillemot telah merelakan Rp4,8 milyar yang diambil dari kompensasi variabel tahunan, yang terdiri dari bonus yang didapatnya ketika performa Ubisoft sudah mumpuni atau di atas rata-rata. Variabel tersebut termasuk penjualan gim, serta kualitas hidup di Ubisoft.
Baca Juga:
Diketahui bahwa gim teranyar Ubisoft, Assassins Creed Valhalla dan Riders Republic, mengalami penurunan keuntungan penjualan hingga 14 persen di tahun 2021 lalu. Penurunan tersebut membuat laba bersih total berkurang hingga lima persen, kemudian nilai saham berkurang hingga 50 persen.
Permasalahan tersebut memang mengharuskan orang di perusahaan rela dipotong gajinya demi menambal segala permasalahan finansialnya. Guillemot bukan kali pertama mengalami permasalahan finansial, sebelumnya Satoru Iwata selaku CEO Nintendo, juga sempat mengalami inflasi finansial di 2011 hingga membuat dirinya merelakan hingga setengah dari gajinya pada 2011 lalu.
Baca Juga:

Berbeda dengan permasalahan kualitas gim, Nintendo sebelumnya mengalami permasalahan finansial dikarenakan habisnya dana untuk merilis Nintendo 3DS di tahun itu. Sehingga membuat perusahaan itu terpaksa mengurangi harga jual konsol demi dapat diminati lebih banyak orang.
Ubisoft sepertinya harus berpikir lebih matang lagi dalam penggarapan gim. Mereka harus merelakan dirinya dicaplok ekuitas pribadi atau perusahaan konsol seperti Sony atau Microsoft. Bahkan proyek Ubisoft masih banyak bila dilihat di peta jalan 2022 ini, seperti Avatar: Frontiers of Pandora, Tom Clancy's Rainbow Six Extraction, dan Roller Champions. (dnz)
Baca Juga: