CEO pembuat mobil Jerman BMW telah memperkirakan bahwa elektromobilitas dan mobil listrik tidak akan pernah murah. Sebelumnya dia juga mengklaim perusahaannya tidak akan meninggalkan segmen pasar yang terjangkau saat beralih ke jajaran bertenaga baterai.
Dalam sebuah wawancara dengan publikasi CNBC, CEO BMW, Oliver Zipse, mengatakan bahwa harga mobil listrik tidak akan pernah bisa dibuat menjadi murah menurut standar yang ada. Bahkan jika biaya turun saat produksi meningkat, harganya akan tetap mahal.
“BMW menawarkan mobil listrik di semua segmen, dan tentu saja, jika kita meningkatkannya, akan ada kecenderungan hal-hal akan menjadi lebih murah, tetapi elektromobilitas tidak akan pernah murah. Menurut saya, itu adalah tugas selanjutnya dari industri ini, untuk menurunkan harga lebih jauh lagi,” kata Mr Zipse, kepada CNBC.
Baca juga:
Daftar Mobil Listrik Terlaris di Eropa

Di Indonesia, mobil listrik paling murah dibanderol Rp 238 juta. Itu adalah Wuling Air Ev tipe Standard Range, yang secara spesifikasi jelas masih lebih tinggi dibandingkan mobil bensin yang dibanderol lebih terjangkau. Mendengar pernyataan Zipse, rasanya benar bahwa mobil listrik tidak akan pernah murah.
Di sisi lain, Zipse mengatakan bahwa BMW tidak akan pernah meninggalkan segmen mobil listrik terjangkau. Mereka juga tidak akan menghapus mobil listrik terjangkau milik mereka. Menurutnya, meninggalkan segmen mobil listrik kelas bawah adalah kesalahan besar, karena itu akan jadi inti bisnis pada masa depan.
Di CES (Consumer Electronic Show) tahun ini, BMW memperkenalkan kembali platform Neue Klasse yang akan datang dengan mobil konsep i Vision Dee. Konsep tersebut memberikan gambaran sekilas tentang sedan listrik Seri 3 BMW masa depan, yang diperkirakan akan menjadi headline debut platform Neue Klasse pada 2025.
Baca juga:
Mobil Listrik Bebas Polusi Udara dan Suara Bahkan Kebal Ganjil Genap

Pada Desember 2022, BMW mengatakan platform Neue Klass akan mendapat manfaat dari baterai mobil listrik generasi berikutnya. Baterai itu diklaim dapat memberikan jarak tempuh hingga 30 persen lebih jauh dengan setengah harga kemasan baterai saat ini.
Baterai berbentuk silinder selebar 46mm dan dilaporkan akan dibangun dalam dua ketinggian yang berbeda. Salah satunya diperkirakan berukuran 80mm. Kecuali salinan langsung dari paket baterai '4680' raksasa mobil listrik Tesla yang akan datang.
BMW sebelumnya telah mengumumkan target 50 persen dari penjualan globalnya berasal dari mobil listrik pada tahun 2030. (waf)
Baca juga:
Mobil Listrik Lebih Laris Dibanding Hybrid di Pasar Indonesia