TELAH menjajaki skena hip-hop Tanah Air sejak 2007, nama Bilal Muhammad dikenal dengan lirik berisikan moral religius pada setiap bait yang tertulis. Setelah melalui proses berat plus kondisi pandemi, akhirnya pada 5 Maret 2021 Bilal Muhammad merilis album bertajuk Syair Bukan Syiar.
“Kalimat Syair bukan Syiar bisa bermakna berbeda bagi setiap orang, hanya dari saya sendiri ingin menekankan tidak pernah ada niatan untuk berdakwah lewat musik,” ucap Bila Muhammad ketika dihubungi Merah Putih pada Kamis (11/3).
Baca juga:
Menurut Bilal, album ini ditulis sebagai sudut pandang orang yang berusaha memahami peristiwa dari semua sisi. Orang yang hidup dalam nilai moral religius, orang yang hidup dengan pikiran yang lebih terbuka, orang yang sangat percaya ilmu pengetahuan sering kali menyimpulkan bahwa kita harus memilih antara satu hal dengan lainnya.
Padahal tidak harus seperti itu, kita tetap bisa berkawan antar sesama tanpa meremehkan ajaran Tuhan, dan bila berbeda pendapat kita bisa berdialog untuk saling memahami bukan untuk membenarkan satu sama lain.
Album ini merupakan kumpulan syair seorang Bilal Muhammad dalam melalui berbagai hal dalam hidupnya. Lirik bernada religius merupakan pengalaman dirinya yang tumbuh dan besar di keluarga muslim.
“Kalaupun lirik saya seperti itu, karena saya dibesarkan dikeluarga muslim dan hal tersebut familiar bagi saya. Jadi bagi saya ini hanya medium saya dalam berkarya untuk membuat lagu,” lanjut Bilal.
Pada masa awal proses pengerjaannya, album ini diproduseri oleh Julius Tanoey atau dikenal dengan JuTa, sempat terhenti karena satu dan lain hal, proses rekaman kembali dilanjutkan oleh Reffi Anggakara hingga selesai.
“Bila dihitung waktu efektifnya itu setengah tahun, namun sempat terhenti karena pandemi dan beberapa urusan, sehingga banyak tertunda, jadi saya sudah mulai mengonsep album ini dari 2019 dan berlanjut di akhir September 2020,” tambah Bilal.
Baca juga:
Rima Cerdas Sarat Makna Persembahan Laze di ‘Puncak Janggal’
View this post on Instagram
Mulai dari pergantian produser hingga pandemi yang cukup merepotkan dirinya, hambatan lainnya yang dirasakan oleh Bilal Muhammad yaitu writers block, merupakan istilah yang menggambarkan suatu kondisi ketika penulis tidak dapat menuliskan apa pun.
“Saya juga merasakan apa itu namanya writers block ketika kembali melanjutkan album penuh ini, terutama untuk tiga lagu terakhir,” tuturnya.
Album Syair Bukan Syiar berisikan sepuluh track diantaranya, Syair Bukan Syiar, Badr, Menepi, Lalim, Abu-Abu, Raga dan Ruh, Persisten, dan Persimpangan.
Pada akhir wawancara bersama Merah Putih, Bilal Muhammad memberikan sedikit pesan yang ingin disampaikan pada album ‘Syair Bukan Syiar’ ini.
“Di beberapa track saya membahas kurang lebih bahwa setiap manusia akan mempunyai hitam dan putihnya sendiri, mereka akan bilang diri mereka adalah putih dan yang melawan mereka adalah hitam, namun pada dasarnya yang kita lihat adalah warna abu-abu dimana ada baik dan buruk dari setiap apa yang kita lakukan yang menentukan hitam dan putih hanyalah tuhan atau Allah SWT,” tutup Bilal. (far)
Baca juga:
Menengok Sejarah dan Kebangkitan Hip-hop Indonesia di Hari Musik Nasional