SEIRING bertambahnya usia, bertambah pula berbagai masalah kesehatan, seperti badan pegal, cepat lelah, tulang sendi kaku, dan berkurangnya kepadatan tulang atau osteoporosis serta sarkopenia.
Menurut pedoman pengendalian osteoporosis yang diterbitkan Departemen Kesehatan RI, 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki berusia lebih dari 50 tahun mengalami osteoporosis. Selain itu, diperkirakan 2 dari 5 penduduk Indonesia juga berisiko terkena osteoporosis. Padahal, pada 2050, pria dan wanita lebih dari 50 tahun—mereka yang paling berisiko terkena osteoporosis—akan menjadi 1/3 dari total penduduk Indonesia.
BACA JUGA:
WHO telah Keluarkan Rekomendasi Vaksin Malaria untuk Anak Berisiko
Osteoporosis dapat menyerang siapa saja terutama dewasa dan lansia. “Osteoporosis merupakan penyakit penurunan massa tulang yang tersembunyi (silent disease) di mana tanda dan gejalanya tidak disadari," ujar dokter spesialis Ortopedi & Traumatologi, dr. Ricky Edwin Pandapotan Hutapea, Sp. OT (K).
Penyakit ini bisa dikatakan silent disease karena pasien biasanya tidak merasakan keluhan apapun hingga suatu saat bisa terjadi patah tulang hingga penurunan kualitas hidup. "Osteoporosis sebenarnya bisa ditangani melalui pola hidup sehat, konsumsi nutrisi tepat, olahraga yang sesuai, serta deteksi sedini mungkin,” tutur Ricky Edwin.

Kepadatan tulang berkurang saat usia lanjut. (Sumber: pexels/cottonbro)
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Ida Gunawan, MS. Sp. GK (K), FINEM menganjurkan masyarakat mulai memperbaiki gaya hidup dan juga pola makan. Menurutnya, osteoporosis dapat disebabkan salah satunya karena faktor usia, rendahnya asupan kalsium, antioksidan, dan protein, maupun kurangnya aktivitas fisik serta gaya hidup yang kurang sehat. Pola hidup sehat harus dimulai sedini mungkin untuk mencegah osteoporosis. "Sangatlah penting untuk konsumsi nutrisi yang seimbang dan tepat dan juga melakukan gaya hidup sehat, salah satunya adalah dengan tidak merokok, karena asap rokok yang merupakan radikal bebas dapat memperburuk kondisi osteoporosis," urainya.
"Konsumsilah nutrisi yang tepat dan seimbang, misalnya makan makanan yang cukup mengandung protein, vitamin dan mineral seperti kalsium, magnesium, vitamin D, serta makanan yang kaya antioksidan seperti buah zaitun. Makanan bergizi seimbang ini harus ada dalam menu harian kita setiap harinya mulai dari usia muda sampai usia lanjut,’’ lanjut Ida Gunawan.

Sementara itu, dr. Antonius Andi Kurniawan, SpKO, spesialis kedokteran olahraga menjelaskan selain nutrisi setiap hari yang perlu diperhatikan, salah satu cara terbaik untuk memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis ialah dengan berolahraga secara teratur. “Saat berolahraga, kita tidak hanya membangun otot dan daya tahan, tetapi juga membangun dan mempertahankan jumlah dan ketebalan tulang atau kepadatan massa tulang," jelasnya. Menurut Andi, wajib melakukan aktivitas fisik sebanyak 30 menit setiap hari dengan tetap memperhatikan beban yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.(Avia)