PENSIUNKAN REDEngine, CD Projekt Red telah mengkonfirmasi bahwa game terbaru The Witcher akan menggunakan Unreal Engine 5. Suatu keputusan yang bijak, akan tetapi dengan transisi engine besar kemungkinan penggarapan hingga hasil ketika rilis akan berbeda dengan seri sebelumnya. Ini penjelasan lebih lanjut dari si kreator.
Seperti yang dikutip dari laman PC Gamer, sebagian staf dari tim kreator The Witcher terbaru ini telah membuka lebar dari penggarapan game melalui engine garapan Epic Games ini. Bahkan mereka mengakui banyak sekali kekurangan dari REDEngine, yang ternyata bisa ditambali dengan sebagian kunci penting dari Unreal Engine.
Baca juga:
"Unreal Engine 5 sudah seperti sebuah perkakas yang memiliki banyak fitur, serta banyak solusi, aku dan staf sudah disana untuk mencoba banyak hal baru dari engine tersebut. Faktanya bahwa Unreal memang sebagian sudah digunakan oleh tim kreator di dunia, banyak perspektif yang diproyeksikan untuk sebuah desain pada alat tersebut, dan alat tersebut membuat kami dapat lebih cepat dalam penggarapan," ujar VFX and lightning art director Jakub Knapik.
Apalagi penggarapan The Witcher terbaru ini memang digarap dengan genre open-world RPG, dimana Unreal Engine 5 ini akan memberikan banyak efek yang menarik pada game teranyar garapan CD Projekt Red ini yang diketahui sangat berbeda dengan penggarapan game RPG yang tidak open-world.
Baca juga:
"Pemain dapat pergi kemanapun mereka mau, mereka bisa mengandalkan konten dari kami yang bisa mereka eksplorasi, secara teori. Untuk mantapkan hal tersebut, kamu membutuhkan sebuah lingkungan yang stabil dimana kamu dapat membuat perubahan dengan se-percaya diri mungkin agar tidak merusak tempat lain." ujar Jason Slama selaku game director dari The Witcher.
Semua developer sudah pindah transisi, tapi mungkin ada sebagian developer yang masih menggunakan engine sendiri atau mungkin Unreal Engine sebelumnya dalam penggarapan game. Seperti EA dengan Battlefield 2042 dan FIFA 22 yang masih menggunakan Frostbyte Engine, serta Capcom dengan Resident Evil dengan RE Engine. Tapi serius, mereka harus mencoba Unreal Engine 5 demi mantapkan grafis di konsol next-gen. (dnz)
Baca juga:
Game Adaptasi Webtoon Indonesia 'Ngopi, Yuk!' Rilis di Mobile