BEBERAPA waktu lalu industri Hollywood digemparkan dengan kabar duka dari dua figur publik terkenal. Chrissy Teigen dan Meghan Markle harus merasakan pahitnya kehilangan bayi. Kedua perempuan hebat itu kemudian membagikan kisahnya dalam bentuk tulisan. Dunia jadi terinspirasi melihat kekuatan dua ibu dalam menghadapi kehilangannya.
Akan tetapi seringkali perasaan dari sang ayah tidak terlalu diekspos. Kadang kita hanya berfokus pada sisi ibu saja. Padahal sebagai seorang ayah, John Legend dan Pangeran Harry tentu juga merasakan kesedihan yang mendalam. Meskipun secara fisik bukan mereka yang kehilangan bayinya, namun mereka pasti juga merasakan luka yang sama seperti istrinya.
Baca juga:
Persiapan Penting yang Sering Diabaikan saat Mengurus Pernikahan
Kemudian bagaimana ya caranya seorang pria mengatasi kesedihan sekaligus mendukung pasangannya setelah peristiwa keguguran?
1. Pahami perasaan dan ingat bahwa kesedihanmu juga valid

Proses pertama untuk mengatasi kesedihan adalah dengan menerimanya. Biasanya pria cenderung merasa bertanggung jawab untuk mendukung proses penyembuhan. Laki-laki dituntut untuk jadi pihak yang lebih tegar dan kuat. Hal tersebut membuat seorang suami memutuskan untuk menekan perasaan sedihnya karena merasa harus menyemangati pasangannya.
Padahal mendedikasikan waktu untuk memahami perasaan sendiri merupakan sebuah hal yang penting lho. Menyingkirkan perasaan kecewa dan sedih justru bukanlah langkah yang tepat. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, menunjukkan perasaan sedih, hancur, tidak berdaya, takut, terkejut, dan kehilangan identitas setelah peristiwa keguguran bukanlah sebuah hal yang aneh.
Miscarriage Association juga memperingatkan bahwa mendiamkan perasaanmu justru akan menyebabkan perasaan marah atau depresi. Proses pemahaman ini bisa dilakukan dengan membuat jurnal, membicarakannya dengan terapis atau teman dekat. Sebelum bisa mendukung pasangan, pria harus terlebih dulu mengetahui dan menerima perasaannya.
Baca juga:
2. Bersiap untuk membicarakan sang bayi

Seringkali orangtua akan mengobrolkan banyak hal mengenai bayi yang sedang dalam kandungan. Mereka akan membicarakan namanya, bagaimana rupanya, dan harapan untuk si kecil. Jadi kehilangan bayi tentu jadi sebuah pengalaman yang traumatis. Setelah keguguran, pasangan akan berusaha menghindari pembicaraan mengenai bayinya karena dianggap akan mengingatkan mereka pada kenangan buruk.
Namun American Pregnancy Association menyebutkan bahwa mendengar orang lain mengatakan nama orang yang meninggal justru akan membantu menyembuhkan orang yang berduka. Jadi bersiaplah untuk mendengar ketika pasanganmu membuka obrolan tentang si bayi. Kamu juga harus siap membicarakan dan mendiskusikannya. Walau menyakitkan, hal ini justru jadi salah satu bentuk penyembuhan yang penting bagi dirimu dan pasangan.
3. Jangan tergesa-gesa menawarkan solusi

Ketika mengalami kehilangan kita akan mencoba untuk menghibur pasangan sekaligus diri kita sendiri. Seringkali perkataan seperti, "kamu bisa punya bayi lagi kok" atau "kita bisa mencobanya lagi" jadi beberapa frasa untuk memberikan penghiburan. Tidak salah, namun kamu juga harus melihat kondisinya.
Terkadang yang dibutuhkan pasangan setelah mengalami keguguran adalah untuk didengarkan. Jadi pria harus menanyakan apa yang pasangan butuhkan saat itu. Mungkin mereka hanya butuh kehadiran, bukan kata-kata hiburan. Meski tidak bertukar kata positif sekalipun, berjuang berdua dalam diam bisa jadi kekuatan untuk dirimu dan pasangan. (Sam)
Baca juga: