MerahPutih.com - Varian baru sebuah virus bisa muncul karena ada mutasi. Sementara, mutasi terjadi ketika virus bereplikasi atau memperbanyak diri di dalam sel tubuh manusia.
Menurut peneliti di Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Amin Soebandrio, memutus rantai penularan dapat mencegah terjadinya mutasi pada virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang dapat menghasilkan varian baru.
Baca Juga
Muncul COVID-19 Varian IHU, Peneliti BRIN: Tidak Semenular Omicron
"Mencegah mutasi pada umumnya sedapat mungkin memutuskan rantai penularan supaya virusnya tidak menemukan host (manusia) baru sehingga tidak ada mutasi," kata Amin dikutip Antara, Senin (10/1).
Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman itu menuturkan, Replikasi terjadi saat virus masuk ke dalam sel baru saat menginfeksi seseorang atau ketika virus menemukan host (manusia yang akan diinfeksi virus) baru.
Menurut dia, jika virus tidak menemukan host baru, maka replikasi tidak terjadi dan mutasi pun tidak terjadi.
"Kalau dia (virus) tidak diberi kesempatan untuk menginfeksi host baru, tidak masuk ke dalam sel, maka dia tidak akan replikasi. Kalau dia tidak replikasi, maka dia tidak akan bermutasi," tuturnya.
Baca Juga
Antisipasi Omicron, Pemkot Yogyakarta Gandakan Pelacakan Kontak Erat COVID-19
Upaya yang dapat dilakukan untuk memutus rantai penularan COVID-19, menurut dia, adalah dengan konsisten menerapkan protokol kesehatan 5M dan melakukan vaksinasi.
Ia menjelaskan 5M itu meliputi menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan mengurangi mobilitas.
Baca Juga
Pelaksanaan protokol kesehatan dan vaksinasi, katanya, juga dibarengi dengan mengintensifkan 3T (tracing, testing, treatment) atau pelacakan kontak, pengujian dan pengobatan.
"Kita bisa memutuskan rantai penularan, maka replikasi dan mutasi akan bisa kita minimalisasi," ujar Amin. (*)