Cara Orangtua Bekali Anak Kemampuan Melawan Perundungan


Perundungan atau bullying bisa berbentuk fisik, verbal, ataupun emosi. (Foto: Pexels/Mikhail Nilov)
MerahPutih.com - Anak-anak tak bisa dibiarkan sendirian menghadapi perundungan. Orangtua bisa membekali mereka cara melindungi diri dan melawan perundungan.
“Yang paling penting untuk semua rentang usia anak harus belajar melindungi dirinya sendiri, jadi dari kecil harus mengajarkan anak menghargai diri sendiri, mengenali kekurangan dan kelebihannya dan mendukung dia sehingga mencapai kemampuan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sosial lebih baik,” kata Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (15/1).
Orangtua harus membantu anak agar lebih aktif berbicara kepada guru atau orangtuanya jika merasa diperlakukan tidak nyaman dengan teman di sekolahnya.
Perundungan atau bullying bisa berbentuk fisik, verbal, ataupun emosi. Contohnya, melecehkan nama orang tua, atau menjegal korban hingga terjatuh.
Baca juga:
Kasus Bullying Tak Kendur, Marshanda Kampanyekan 'Insecure to be Bersyukur'
Berbicara langsung dengan teman yang melakukan perundungan juga bisa menjadi cara pertahanan diri agar pelaku merasa anak tersebut kuat dan bisa melindungi dirinya sendiri.
Sering kali anak menjadi korban perundungan karena tidak berani berbicara kepada yang lebih dewasa atau yang lebih berkuasa di lingkungannya. Bisa pula karena anak mendapatkan ancaman dari pelaku.
Anak yang sering jadi sasaran empuk perundungan biasanya berkarakteristik lebih penakut, inisiatifnya kurang, dan selalu terpaku apa kata orang. Karena itulah, pelaku mudah menaruh ancaman.
“Sebenarnya ketakutan itu engga beralasan. Jadi, dia harus berani untuk dirinya sendiri, berani melindungi dirinya sendiri. Kalau ngga speak up orang ngga tahu dia di-bully,” kata Tjhin.
Sekolah dan lingkungan keluarga harus menjadi tempat yang tentram bagi anak. Juga pemberi dukungan bagi korban perundungan.
Tjhin melanjutkan, anak yang berani menjaga dirinya sendiri dan melawan perundungan, lama-lama akan menjadi lebih baik.
Orangtua harus mengajarkan anak proses damai dan tidak boleh membekali anak dengan sikap melawan dengan pukulan karena tidak akan menyelesaikan masalah.
“Jadi, kita ajarin untuk melindungi diri sendiri adalah sikap ngomong pada orang yang bisa memfasilitasi dalam arti kita maunya prosesnya perdamaian dengan tentunya membina korban dan membina pelaku," kata Tjhin.
"Tentunya kepada korban kita harus meningkatkan self esteem dan defense-nya dan kepada pelaku belajar juga untuk menghargai sesama temannya,” terang Tjhin. (dru)
Baca juga:
Jelang Tayang ‘The Uncanny Counter 2: Counter Punch’, Jo Byung-kyu Respons Tuduhan Bullying
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat

Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak

Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain

Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa

Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik

Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!

Wujudkan Kebersamaan dan Keakraban, LEGO Kampanyekan 'Main Bareng Bangun Silaturahmi' Ajak Seluruh Keluarga Kumpul di Ramadan
Parents, Lakukan 6 Hal ini untuk Mengajarkan Anak Berpuasa

Konglomerat Besar Korsel Dorong Karyawan untuk Memiliki Anak, Janjikan Banyak Insentif hingga Bonus Tunai

Biar Anak Terhindar dari Flexing, Ini 5 Cara Ajarkan Nilai Hidup Sederhana
