SAAT tahun ajaran baru dimulai, keluarga membuat banyak rencana dan perubahan dalam rutinitas harian mereka. Pakaian dan perlengkapan sekolah dibeli, kunjungan dilakukan ke sekolah untuk bertemu guru baru, dan pengaturan transportasi dari rumah ke sekolah diputuskan.
Bagi anak-anak dan orangtua, salah satu penyesuaian terpenting adalah bangun lebih pagi. Jadwal tidur dan bangun di pagi hari biasanya kurang terstruktur selama liburan sekolah. Anak-anak dan remaja mungkin sudah terbiasa untuk begadang di malam hari dan bangun lebih lambat dari biasanya pada hari libur. Selain itu, jadwalnya mungkin tidak konsisten, karena tidak masalah apakah seseorang bangun pada pukul 07.00 atau 10.00.
Baca Juga:

Namun, jadwal sekolah ketat dan tak kenal ampun. Sekolah dimulai lebih awal, rute perjalanan akan lebih padat, dan ada hukuman bila terlambat. Pada sore dan malam hari, jadwal keluarga harus disesuaikan untuk mengakomodasi kegiatan baru sepulang sekolah dan tugas pekerjaan rumah yang tak terhindarkan yang datang. Mencapai jadwal dan rutinitas yang lebih disiplin itu sulit, dan mungkin sangat sulit bagi anak-anak untuk tidur dan bangun lebih awal ketika libur.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini yang diterbitkan oleh American Psychological Association, Wayne T. Smith Distinguished Professor Emeritus Joseph A. Buckhalt, PhD di Auburn University, AS menawarkan beberapa saran tentang bagaimana orangtua dan anak-anak dapat memudahkan transisi yang menantang ini kembali ke jadwal menjelang tahun tahun ajaran baru.saya
"Tubuh kita bekerja paling baik saat kita makan dan tidur dengan jadwal harian yang konsisten. Ada waktu yang optimal dalam sehari ketika kita kurang lebih siap untuk kedua fungsi penting ini," ujarnya seperti diberitakan Psychology Today.
Dia menambahkan, sinyal internal untuk tidur dan bangun serupa dalam beberapa hal dengan mekanisme yang mengatur rasa lapar dan haus. Intinya adalah bahwa dengan jadwal yang santai tanpa batasan untuk pergi tidur dan bangun, kebanyakan orang memilih pola tertentu.
"Tahun ajaran baru menuntut agar pola ini diubah secara tiba-tiba selama beberapa hari. Jika seorang remaja terbiasa begadang hingga lewat tengah malam dan tidur hingga tengah hari, penyesuaiannya kemungkinan akan sangat sulit," ujar pakar yang kerap mengadakan penelitian tentang tidur pada anak dan remaja.
Anehnya, menurut dia, bangun lebih awal mungkin lebih mudah daripada tidur lebih awal. "Kita dapat membuat diri kita bangun, seringkali dengan jam alarm, hampir tidak mungkin untuk membuat diri kita tidur ketika kita tidak mengantuk," kata Buckhalt.
Baca Juga:
Bangun lebih awal

Salah satu cara untuk mengatur ulang jam tubuh adalah dengan bangun 15 menit lebih awal setiap hari selama seminggu sebelum sekolah dimulai. "Selama seminggu, cobalah untuk tidur sedikit lebih awal setiap malam," dia menyarankan.
Karena sinar matahari adalah pengatur utama jam tubuh, paparan sinar matahari di pagi hari sangat membantu. "Membuka tirai saat bangun tidur seringkali membantu, dan jika orangtua dapat membukanya setengah jam sebelum waktu bangun yang diperlukan, itu mungkin lebih baik," tambah Buckhalt.
Pada malam hari, paparan cahaya dapat menunda timbulnya rasa kantuk yang alami pada tubuh kita. Melatonin adalah zat yang diproduksi secara alami yang menyebabkan kantuk, dan pelepasannya diatur sebagian oleh cahaya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa paparan cahaya layar televisi, komputer, dan ponsel juga dapat menunda kantuk di malam hari.
"Membuat anak-anak dan remaja mematikan televisi dan perangkat elektronik lain dengan layar sekitar satu jam sebelum tidur akan membantu. Atau, membaca dalam cahaya yang agak redup atau melakukan aktivitas yang tenang akan membuatnya lebih mudah untuk tidur," ujar Buckhalt.
Selain itu, makan dan ngemil juga bisa menunda kantuk. Selama tidur, metabolisme melambat, dan karena fungsi metabolisme dirangsang oleh makanan, dibutuhkan waktu lebih lama bagi tubuh untuk beralih ke tidur.
Perhatikan pula konsumsi kafein dalam bentuk apapun, seperti soda, kopi, coklat, dan minuman energi. Sebaiknya, batasi konsumsinya pada siang hari dan terutama dihindari pada sore dan malam hari.
Anak-anak yang mengantuk sering kali lebih sulit mempelajari konsep-konsep baru dan mengingatnya keesokan harinya. Selanjutnya, kurang tidur telah dikaitkan dengan masalah perilaku. Menerapkan perubahan seperti ini dan kemudian mengikutinya selama tahun ajaran dapat mengurangi masalah bagi siswa, guru, dan orang tua. (aru)
Baca Juga:
Libur Sekolah Waktunya Mengasah Kecakapan Hidup Bersama Anak