SELAMA pandemi COVID-19, sejumlah kebiasaan buruk menjadi semakin jelas. Atau mungkin kebiasaan buruk yang sama sekali tidak pernah ada baru muncul. Kebiasaan buruk tersebut mungkin mengganggu orang yang tinggal denganmu sepanjang kenormalan baru.
Terlepas dari mana asalnya, kebiasaan buruk didukung oleh serangkaian sistem otak yang menghubungkan kondisi mentalmu saat ini (apa yang kamu inginkan, pikirkan, dan rasakan), lingkungan fisik saat ini, dengan tindakan yang ingin kamu lakukan.
Intinya, kebiasaan adalah ingatan tentang apa yang seharusnya kamu lakukan ketika kamu memikirkan atau merasakan sesuatu di tempat tertentu. Karena menarik sesuatu dari ingatan terjadi dengan cepat dan otomatis, kebiasaanmu memungkinkanmu untuk bertindak cepat dan tanpa harus memikirkannya.
Baca juga:
Kebiasaan menjadi kuat jika memungkinkan kamu melakukan tindakan yang ingin dilakukan dengan cepat. Namun, jika tindakan itu tidak ingin kamu lakukan lagi, rasanya sulit untuk menghentikan kebiasaan itu.
Dalam buku Smart Change, Art Markman menuturkan bahwa kita tidak dapat menghentikan kebiasaan dengan mencoba sendiri. "Sistem otak yang menghentikan suatu perilaku membutuhkan banyak usaha," ujarnya.
Bahkaan saat kamu berhasil menghentikan diri sendiri dari melakukan suatu perilaku, sistem kebiasaan di otak akan terus menyarankan tindakan tersebut nanti. Ada beberapa hal yang harus kamu lakukan untuk mengubah perilaku buruk:
1. Fokus pada hal yang ingin dilakukan

Berfokuslah untuk mengganti perilaku yang tidak diinginkan dengan perilaku yang ingin dilakukan. "Setiap kali kamu melakukan tindakan yang berbeda dari kebiasaan buruk, kamu menciptakan ingatan baru yang menghubungkan kembali pikiran, perasaan, dan lingkungan fisik Anda dengan perilaku yang berbeda," tutur Markman.
2. Ganti Suasana

Kamu bisa mengganti kebiasaan buruk saat mengubah lingkungan. "Ini memiliki dua manfaat. Pertama, mengubah lingkungan fisik mengurangi kemungkinanmu diingatkan tentang kebiasaan buruk. Kedua, meskipun kebiasaan baru sudah dilakukan, jika lingkungan tidak mendukung kamu memiliki lebih banyak peluang untuk kembali ke kebiasaan buruk," katanya.
Misalnya, jika kamu memiliki kebiasaan ngemil di malam hari, jangan membeli kue sejak awal. Dengan mengubah pola lingkungan dengan cara itu, kecil kemungkinan kamu ngemil di malam hari.
3. Libatkan orang di sekitarmu

Ketiga, manfaatkan orang-orang di sekitar untuk membantu. Biarkan orang lain menasehatimu untuk menghentikan perilaku. Manusia adalah makhluk sosial, dan umpan balik yang kita dapatkan dari orang lain adalah cara ampuh untuk membantu kita menghentikan kebiasaan buruk kita.
Selain itu izinkan orang lain memberi saran tentang hal-hal yang dilakukan untuk mengatasi kebiasaan buruk. Berbagi tip dan trik adalah cara yang bagus untuk meningkatkan strategi untuk mengubah perilakumu. (Avia)