Cara Deteksi Dini Alergi pada Anak

Febrian AdiFebrian Adi - Selasa, 16 Mei 2023
Cara Deteksi Dini Alergi pada Anak
Mengetahui cara alergi pada anak. (Foto: Unsplash/Kelly)

SALAH satu hal yang paling dikhawatirkan oleh para orangtua adalah adanya alergi pada si kecil. Deteksi dini alergi pada si kecil sebenarnya bisa dilakukan oleh orangtua. Pasalnya, anak bisa mengalami berbagai macam alergi, terutama bila memiliki riwayat alergi dalam keluarga.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, diperlukan deteksi dini alergi pada anak. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar risiko anak mengalami alergi, sehingga orang tua bisa menghindarkan anak dari beberapa alergen yang memicu reaksi alergi pada anak.

Baca juga:

Pentingnya Menjaga Kualitas Tidur si Kecil

Anak bisa alergi karena berbagai faktor. (Foto: Unsplash/Brittany)

Dikutip dari Alodokter, Sabtu (13/5), Orangtua sebenarnya bisa membawa anak ke dokter untuk mendeteksi alergi pada anak. Dokter mungkin memerlukan beberapa pemeriksaan atau tes alergi untuk mendeteksi dini alergi pada anak. Beberapa tes alergi yang biasa dilakukan dokter untuk deteksi dini alergi pada anak adalah:

1. Pemeriksaan riwayat alergi dalam keluarga

Alergi pada anak umumnya bersifat genetik. Ini berarti anak berisiko memiliki alergi jika salah satu atau kedua orang tuanya menderita alergi.

Oleh karena itu, penting untuk menginformasikan dan mencatat riwayat kesehatan keluarga saat melakukan deteksi dini alergi pada anak. Hal ini akan memudahkan dokter untuk mendeteksi alergi yang dialami anak.

2. Tes kulit

Setelah dokter mengetahui riwayat alergi anak, dokter dapat melakukan tes kulit pada anak. Tes kulit dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu tes tusuk kulit (skin prick test) dan tes intradermal.

Tes tusuk kulit dilakukan dengan cara meneteskan atau mengoleskan cairan yang berasal dari alergen (zat pemicu alergi) pada kulit anak. Sebelum cairan diteteskan atau dioleskan, kulit anak akan ditusuk sedikit.

Sementara pada tes intradermal, sedikit cairan alergen akan disuntikkan ke kulit anak. Daripada tes intradermal, tes tusuk kulit lebih sering dilakukan oleh dokter sebagai tes awal untuk mengetahui ada atau tidaknya reaksi alergi yang muncul.

Jika terdapat benjolan kemerahan seperti gigitan nyamuk yang disertai bengkak dan gatal pada kulit anak setelah dilakukan tes kulit, anak dinyatakan positif memiliki alergi.

Baca juga:

Bunda, jangan Khawatir saat si Kecil di Fase Growth Spurts

Alergi pada anak bisa diketahui dengan beberapa cara. (Foto: Unsplash/Charlein)

3. Tes darah

Jika tes tusuk kulit tidak bisa dilakukan pada anak, dokter dapat menyarankan tes darah. Dalam tes ini, dokter akan meneliti dan menganalisis sistem kekebalan tubuh anak dalam merespon alergen. Sampel darah anak biasanya diambil dari punggung tangan.

Sebelum sampel darah diambil, kulit anak mungkin akan dibuat menjadi kebas atau mati rasa menggunakan semprotan atau krim khusus. Diperlukan waktu berhari-hari untuk mendapatkan hasil melalui tes darah. Selain itu, tes darah membutuhkan biaya yang lebih mahal daripada tes tusuk kulit.

Tes darah juga memiliki risiko, seperti sakit atau perdarahan pada bekas suntikan, serta pingsan selama pengujian darah berlangsung.

4. Uji tempel kulit

Tes ini dilakukan untuk menentukan alergen yang menyebabkan dermatitis kontak. Dokter akan menempatkan atau menempelkan sedikit alergen pada kulit anak, lalu menutupinya dengan perban.

Setelah itu, dokter akan mengamati reaksi anak setelah 48–96 jam. Jika anak memiliki alergi terhadap alergen yang ditempelkan, akan timbul ruam di area kulit yang ditempelkan alergen tersebut. (far)

Baca juga:

Cara Paling Aman Menghadapi Tantrum Si Kecil

#Kesehatan #Anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Febrian Adi

part-time music enthusiast. full-time human.
Bagikan