MerahPutih.com - Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta mengritik kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang membatasi rute dan jam operasional moda transportasi publik seperti Transjakarta dan MRT.
Menurutnya, kebijakan semacam itu dianggap aneh ketika pemerintah tengah melakukan upaya social distance untuk menyikapi wabah Covid-19 termasuk di kawasan ibu kota.
Baca Juga:
Corona Merebak, Anies Imbau Perusahaan di DKI Hentikan Kegiatan
“Cara mengurai penumpang ya ditambahi unit dan frekuensinya, bukan malah dikurangi,” kata Stanislaus kepada wartawan, Senin (16/3).
Pengamat politik Yunarto Wijaya menambahkan, kebijakan semacam itu dianggap aneh ketika pemerintah tengah melakukan upaya social distance untuk menyikapi wabah Covid-19 termasuk di kawasan ibu kota.
“Logika apa entah yang dipakai sama pemprov DKI dengan ngurangi rute bus Transjakarta dan MRT,” kata Yunarto.

Apalagi, dampak dari kebijakan itu justru menunjukkan fenonema yang justru bertentangan dengan konsep social distancing. Terjadi antrean panjang dan penumpukan penumpang.
“Orang dianggap semua punya kendaraan pribadi dan naik ojek daring yang tarifnya baru naik?” ujarnya.
Baca Juga:
PA 212 Minta Jokowi Ikuti Cara Anies Bekerja Antisipasi Penyebaran Corona
Perlu diketahui bahwa pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk mengubah operasional moda transportasi massal di ibu kota. Perubahan itu bertujuan untuk mengurangi interaksi publik demi mencegah penyebaran virus Covid-19.
Keputusan itu disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dalam keterangan pers di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu (15/3). (Knu)
Baca Juga:
DPR Damprat Anies yang Belum Juga Bisa Atasi Kelangkaan Masker