‘Candy Monster’, Film Animasi Made In Negeri Aing Lolos 2 Festival Internasional
CAHAYA sinar mentari menerangi seisi kamar Chloe nan asyik bermain ditemani mainan dan camilannya bertebaran di atas karpet. Tiba-tiba dari belakang, mengambul asap putih berkelebatan di dekatnya, cahaya pun meredup menjadi temaram, memerah, lalu muncul bayangan sosok mahluk berkuku jari panjang meruncing mengenakan jubah hitam mendekatinya.
Tak sekali, dua kali sosok tersebut hadir. Saat Chloe sedang bermain Playstation Portable, atau ketika asyik di dapur, ruangan semula terang mendadak temaram, memerah, kemudian muncul sosok menakutkan tersebut. "Im gonna tell you a story," kata Chloe membuka misteri sekaligus membuat penonton penasaran siapa sosok menakutkan tersebut pada cuplikan trailer film pendek animasi tiga dimensi berjudul Candy Monster gubahan Universitas Multimedia Pictures (UMN) Pictures.
Film Candy Monster bercerita tentang anak berumur enam tahun bernama Chloe nan tinggal bersama neneknya, Nana. Layaknya anak di rentang usia tersebut, Chloe sangat menyukai makanan manis, terutama permen. Sang nenek digambarkan selalu memberikan banyak peraturan kepada Chloe. Namun, Chloe sering tidak disiplin dan melanggar peraturan.
Baca juga:
Foreign Branding Bikin Brand Made In Negeri Aing Dikira Produk Impor
“Karena itu, muncul Candy Monster akan mengambil permen milik Chloe. Kejadian ini terus-menerus muncul sampai akhirnya Chloe sadar apa makna kemunculan Candy Monster tersebut,” ujar Manajer UMN Pictures, Kemal Hassan saat dihubungi merahputih.com.
UMN Pictures merupakan unit produksi di bawah naungan Universitas Multimedia Nusantara. UMN Pictures bergerak di bidang bisnis, animasi, interaktif media, desain, dan film, juga memiliki studio animasi, studio game, dan wahana permainan.
Kemal menjelaskan proses produksi Candy Monster memakan waktu dua tahun, dari 2017 sampai 2019. Salah satu alasan memakan waktu lama, lanjutnya, karena adanya hambatan dalam produksi.
“Hambatan utamanya adalah dalam mencari ciri khas dari produk UMN Pictures. Karena setiap studio animasi punya ciri khas masing-masing,” katanya Dosen Program Studi Film dan Animasi (Prodi FTV) UMN.
Siapa sangka, kerja keras tim UMN Pictures membuahkan hasil baik. Candy Monster berhasil lolos dan ditayangkan di dua festival film bertaraf internasional, antara lain Zlin Film Festival ke-60 dan Chaniartoon International Comic and Animation Festival 2020.
Baca juga:
Lihat postingan ini di Instagram
"Zlin Film Festival merupakan salah satu festival film khusus anak dan remaja terbesar di Eropa. Tentunya film kami lulus, karena Candy Monster berbicara tentang isu anak sehingga punya relevansi dengan tema festival tersebut,” ujar Kemal.
Awalnya, Candy Monster akan dipamerkan pada 29 Mei hingga 6 Juni 2020. Namun karena pandemi COVID-19, pelaksanaan Zlin Film Festival diundur mejadi 4 hingga 10 September 2020. Candy Monster pun berhasil membawa pulang piala di kategori Audience Awards for the Best Short Animated Film.
Zlin Film Festival merupakan festival film tertua dan terbesar di dunia diselenggarakan di Kota Zlin, Republik Ceko. Pertama kali dihelat pada 1960, Zlin Film Festival setiap tahunnya memiliki 300 judul film untuk diputar dari 50 negara di dunia.
Lihat postingan ini di Instagram
Setelah meraih gelar di Zlin Film Festival, tak lama berselang, Candy Monster terpilih menjadi salah satu official selection di ajang Chaniartoon International Comic and Animation Festival 2020. Festival film animasi dihelat di Chania, Yunani, memang tidak sebesar Zlin Film Festival. Chaniartoon merupakan festival film untuk para pelaku atau penggemar komik dan animasi bersifat non-mainstream atau indie.
Kemal mengaku dirinya tidak mengetahui bagaimana Candy Monster bisa terpilih di ajang tersebut. Setiap festival film, menurutnya, memiliki programmer atau pihak dengan tugas memilih film sesuai karakteristik festival tersebut, dan Candy Monster jadi satu di antaranya.
“Walaupun nantinya tidak menang, saya cukup senang karena film Candy Monster telah diputar di berbagai belahan dunia. Kami akan tetap membawa Candy Monster ke berbagai festival di seluruh dunia,” tutupnya. (and)
Baca juga:
Mengapa Produk 'KW' Jadi Musuh Ekosistem Lokal Made In Negeri Aing