MerahPutih.com - Seorang kandidat dalam pemilihan presiden Ekuador, Fernando Villavicencio meninggal ditembak setelah berkampanye di ibu kota, Quito, Rabu (9/8) waktu setempat.
Fernando Villavicencio diserang saat meninggalkan lokasi kampanye.
Dia adalah salah satu kandidat calon presiden yang lantang menyuarakan perlawanan terhadap korupsi dan geng di negaranya. Dia juga menuduh hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah di Ekuador.
Baca Juga:
Kemenlu Nyatakan Belum Ada Rencana Kepulangan 3 WNI dari Niger
Dikutip BBC, sebuah geng kriminal bernama Los Lobos telah mengaku bertanggung jawab.
Los Lobos adalah geng terbesar kedua di Ekuador dengan sekitar 8.000 anggota, banyak di antara anggotanya berada di penjara.
Geng tersebut telah terlibat dalam sejumlah perkelahian penjara yang mematikan baru-baru ini, di mana puluhan narapidana tewas.
Los Lobos, sebuah faksi yang memisahkan diri dari geng Los Choneros diyakini memiliki hubungan dengan kartel yang berbasis di Meksiko yang memperdagangkan kokain.
Kecurigaan atas pembunuhan itu pertama kali jatuh pada Los Choneros, yang telah mengancam Villavicencio minggu lalu, tetapi Los Lobos mengaku bertanggung jawab.
Baca Juga:
Kudeta Niger, Biden Serukan Pembebasan Presiden Mohamed Bazoum dan Keluarganya
Pembunuhan terhadap Fernando Villavicencio terjadi kurang dari dua minggu sebelum pemilihan presiden, di mana masalah ketidakamanan menjadi perhatian utama.
Di Instagram Fernando Villavicencio, diunggah sebuah pernyataan bahwa pihaknya menolak politik dengan pembunuhan. Para pendukungnya menyampaikan belasungkawa dan berterima kasih atas perjuangan calon presiden tersebut hingga akhir hayatnya. Diunggah juga foto Fernando Villavicencio berwarna hitam putih.
Fernando Alcibiades Villavicencio Valencia lahir di Alaus pada 11 Oktober 1963. Dia adalah seorang politisi Ekuador, anggota serikat buruh, dan jurnalis yang mencalonkan diri sebagai presiden Ekuador dalam pemilihan umum 2023. Dia menjabat sebagai anggota Majelis Nasional dari 2021 hingga pembubaran badan legislatif pada 17 Mei 2023. (*)
Baca Juga:
Nasib Tentara AS yang Menyeberang ke Perbatasan Korut Masih Misteri