MerahPutih.com - Pasangan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) yang maju dari jalur independen berpeluang besar menjadi penantang pasangan cawali dan cawawali, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa yang diusung PDIP di Pilwakot Solo.
Namun demikian, sebagai pasangan dari jalur independen justru mendapatkan cibiran dan tudingan negatif terutama di media sosial. Bahkan, pasangan yang diusung ormas Tikus Pithi Hanata Baris ini dianggap sebagai pengikut Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagad.
Baca Juga
"Saya heran organisasi (Tikus Pithi) selalu dikaitkan dengan kelompok mistik pengikut Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagad. Kami tidak ada kaitannya sama sekali," ujar Ketua ormas Tikus Pithi Hanata Baris, Tuntas Subagyo, Rabu (5/8)
Selama ini, kata dia, pihaknya merasa teraniaya di media sosial. Hal itu yang membuat citra pasangan Bajo dan ormas Tikus Pithi menjadi negatif. Padahal, saat ini sedang berjuang mencari simpati warga di Pilwakot Solo.
"Sebagai pemimpin ormas Tikus Pithi, saya melarang keras anggotanya mengikuti kegiatan seperti Sunda Empire dan Keraton Agung Sejagad," papar dia.

Ia bahkan tidak segan-segan mengeluarkan anggotanya jika ketahuan mengikutinya. Tuntas menduga tudingan miring itu dikaitkan dengan penampilan anggotanya yang kerap menggunakan pakaian tradisi saat menggelar pertemuan.
"Kami menggunakan pakaian tersebut sebagai bagian dari melestarikan kebudayaan nusantara," katanya.
Ia menambahkan ormas Tikus Pithi selain terjun ke politik aktif dalam berbagai kegiatan, mulai dari sosial, politik, ekonomi, budaya, dan kegamaan.
Baca Juga
Munaslub Berkarya Kembalikan Posisi Tommy Soeharto sebagai Ketua Dewan Pembina
Kemudian, terkait tudingan calon boneka, dia juga menegaskan bahwa Bajo maju karena murni diusung oleh Tikus Pithi dan gerakan rakyat kecil yang menginginkan adanya perubahan.
"Saya tegaskan tidak ada boneka atau setingan dengan mengusung pasangan Bajo. Kami tidak ada kaitannya dengan parpol," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah)