SEMBELIT atau konstipasi umum terjadi pada para ibu hamil. Bahkan, menurut The Department of Health seperti dikutip Women's Health dan dilansir Antara, Rabu, (30/11), setidaknya satu dari empat perempuan hamil mengalami konstipasi.
Peningkatan hormon progesteron selama masa kehamilan mengakibatkan terjadinya relaksasi otot-otot tubuh, termasuk usus. Hal tersebut akan menyebabkan usus bergerak lebih lambat yang akhirnya berujung pada melambatnya pencernaan juga sehingga sering terjadi sembelit.
Sembelit pada ibu hamil juga terjadi karena kondisi rahim yang membesar, faktor gaya hidup, dan peningkatan hormon progesteron. Hal itu membuat otot-otot dinding perut menjadi longgar dan memperlambat proses pencernaan makanan.
Baca juga:
Atasi Sembelit dengan Makanan Ini
Ada beberapa cara untuk mengatasi sembelit ketika hamil, di antaranya adalah minum air putih yang banyak, mengonsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah serta rutin berolahrga.
Selain itu, cara mengobati sembelit yang manjur juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat sembelit atau obat pencahar. Namun, obat pencahar tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi ibu hamil karena bisa menimbulkan perut mules atau melilit.
Selain itu, sering mengonsumsi obat pencahar bagi ibu hamil antara lain dehidrasi, diare, mules berulang dan berkurangnya keseimbangan kadar mineral dalam tubuh. Hal tersebut tentu saja akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Begitu juga kondisi kesehatan bayi juga akan terkena efeknya.
Baca juga:
Sembelit Gejala COVID-19?
Meski sudah menjalankan pola hidup sehat, tapi sembelit masih sering terjadi pada ibu hamil. Hal yang harus selalu dilakukan adalah minum air putih yang cukup, memilih asupan nutrisi yang sehat, khususnya dari bahan allami seperti buah dan sayur.
Bukan hanya untuk kesehatan ibu, tapi juga untuk bayi yang sedang dikandung. Cara mengonsumsi buah bisa dimakan langsung atau dibuat minuman jus atau smoothie, sedangkan sayuran bisa dibuat olahan masakan sehat.
Ibu hamil juga perlu waspada, karena konstipasi bisa terjadi pada anak pula. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari yang disebabkan oleh masalah pada organ maupun kelainan pada organ.
Gejalanya bermacam-macam, seperti frekuensi buang air besar dua kali dalam seminggu, feses keras, rasa sakit ketika buang air, hingga feses terlalu besar sehingga menyumbat WC. (waf)
Baca juga:
Sembelit Kronis Dapat Diatasi dengan Kiwi
