Sejarah Perjuangan Bulu Tangkis Indonesia Selama Asian Games 1962

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Rabu, 29 Agustus 2018
Sejarah Perjuangan Bulu Tangkis Indonesia Selama Asian Games 1962
Tan Joe Hok pebulu tangkis Indonesia di Asian Games 1962. (Foto/Arsip Indonesia)

SEKELOMPOK orang tergabung dalam Dewan Asian Games mengadakan rapat pada 1960. Indonesia diputuskan menjadi tuan rumah peserta olahraga Asia keempat di Jakarta.

Mulai saat itu, sontak susana olahraga di bumi pertiwi menjadi sibuk. Demi gengsi sebagai tuan rumah, kontingen Indonesia menaruh target maksimal. Berbagai strategi sudah dirancang 2 tahun sebelum gelaran resmi.

Bung Karno menilik pembangunan GBK pada tahun 1960. (Foto/Istimewa)
Bung Karno menilik pembangunan GBK pada tahun 1960. (Foto/Istimewa)

"D Suprajogi yang menjabat sebagai Ketua Umum PB PRSI memerintahkan untuk menggelar pemusatan latihan nasiaonal yang kelak dikenal dengan sebutan Pelatnas," tulis M.F. Siregar dalam buku Matahari Olahraga Indonesia.

Target perolehan emas telah dipasang di berbagai cabang, termasuk Bulu Tangkis.

Semua atlet bulu tangkis mempuni diundang. Standar tinggi diberikan kepada setiap atlet. " Tim bulu tangkis putri ketika itu antara lain Minarni, Retno Kustijah, dan Cory Kawilarang diasramakan di Jalan Supratman," tulis Siregar.

Bulu Tangkis Indonesia Melangit

Kliping koran tahun 1962 (Foto: medcom.id)
Kliping koran tahun 1962 (Foto: medcom.id)

Latihan maksimal berbuah hasil. Pada ajang kali pertama Bulu Tangkis tampil di Asian Games tersebut, Tim Indonesia mendominasi dengan raihan 11 medali, di antaranya 5 medali emas, 3 perak, dan 3 perunggu dari enam nomor pertandingan.

Di cabang ini, Indonesia hanya kalah di final melawan Malaysia di nomor ganda putra.

Singa Malaya tampil tak terlalu buruk di Asian Games 1962. Mereka meraih total 5 medali, 1 emas, 2 perak, dan 2 perunggu. Selain itu, Thailad juga meraih 2 medali, 1 perak dan 1 perunggu.

Pada perhelatan Asian Games V, Tim Bulu Tangkis Indonesia masih merajai. Dua medali emas berhasil dipertahankan, pada nomor tunggal putra dan ganda putri. Mulyadi dan duet terbaik antara Minarni-Retno Kustijah berhasil mempertahankan emas untuk Merah-Putih.

Seiring bergulirnya ajang Asian Games, Indonesia mulai mendapat pesaing. Negara Tiongkok atau tirai bambu menjadi momok buruk bagi bangsa Indonesia. Kedua tim ini saling sikut untuk meraih kejayaan bulu tangkis.

Kendati saling mengalahkan, momentum Asian Games tiga edisi (1974, 1978, dan 1982), Indonesia masih mengungguli Tiongkok dari perolehan medali emas.

Sempat Tanpa Mahkota

Christian Hadinata. (Foto/Istimewa)
Christian Hadinata. (Foto/Istimewa)

Perhelatan Asian Games 1970, 1986, dan 1990 menjadi sejarah buruk bagi Bulu Tangkis Indonesia. Sebab, pada kejuaraan itu tak satu medali emas pun bisa mereka bawa pulang.

Negara-negara seperti Tiongkok, Malaysia, Korea Selatan, hingga Jepang mulai menunjukkan taringnya di cabang Bulu Tangkis. (*)

#Asian Games 1962 #Asian Games 2018 #Atlet Bulu Tangkis #Bulu Tangkis Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile
Bagikan