MerahPutih.Com - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) DIY menjamin stok beras cukup an aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga bulan Juni. Masyarakat diminta tidak panik buying dan menimbun beras.
"Dalam rangka mewaspadai virus corona. masyarakat di wilayah DIY saat ini tidak perlu khawatir karena stok (beras) aman dan cukup hingga sesudah ramadhan dan lebaran ," kata Kepala Kantor Wilayah Bulog DIY Juaheni, Rabu, (15/4) di Yogyakarta.
Baca Juga:
Anies Apresiasi PMI Sigap Lakukan Sterilisasi Jakarta dengan Disinfektan
Ia melanjutkan stok beras yang tersedia di Gudang Bulog DIY saat ini mencapai 18.164 ton.Jumlah ini akan bertambah. Sebab, pertengahan april mendatang Bulog DIY kembali menyerap beras maupun gabah dari petani.

Apalagi, berdasarkan pemantauan Bulog DIY, sejak munculnya kasus COVID-19 hingga saat ini belum terjadi pembelian beras dalam jumlah besar atau panic buying di pasaran.
Selain beras, kebutuhan pokok lainnya yang tersedia di Gudang Bulog DIY adalah minyak goreng mencapai 13.434 liter, tepung terigu 22 ton, serta daging kerbau 5 ton.
"Untuk gula sementara masih kosong karena masih menunggu kebijakan dari pusat," kata dia.
Sementara itu, pelaksanaan operasi pasar di DIY juga bakal dibatasi karena dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan.
Untuk meminimalisasi penularan virus corona baru, Kanwil Bulog DIY menyediakan layanan pembelian bahan pangan secara daring melalui "ipanganandotcom" yang dapat diakses di aplikasi belanja Shopee.
"Masyarakat cukup klik dari gadget anda, bahan pangan seperti beras sudah diantar sampai rumah masing-masing. Langkah ini juga mendukung gerakan #dirumahsaja dan mewujudkan #socialdistancing," kata Juaheni.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto sebelumnya menyebutkan bahwa harga beras masih normal di kisaran Rp9.633 per kg untuk IR I dan Rp9.767 per kg untuk IR II.
Baca Juga:
Menteri Yasonna Harus Bertanggungjawab Terkait Napi Beli Tiket Asimilasi Rp5 Juta
Sejumlah harga kebutuhan pokok lainnya seperti cabai, telur ayam, dan bawang putih sincau justru sempat mengalami penurunan karena masyarakat atau konsumen yang berkunjung ke pasar tradisional di Yogyakarta jauh berkurang dibandingkan sebelum muncul COVID-19.
Penurunan jumlah pengunjung itu, khususnya terjadi di Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Demangan, Kota Yogyakarta. Pengunjung turun hingga 50 persen.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Teresa Ika, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Yogyakarta.
Baca Juga:
Dianggap Coreng Citra Pemerintah, Pengamat Desak Andi Taufan Dicopot dari Stafsus