BUKU baru Barack Obama A Promised Land telah terjual hampir 890 ribu eksemplar di AS dan Kanada dalam 24 jam pertama. Kabarnya berpotensi menjadi memoar presiden terlaris dalam sejarah modern.
Penjualan buku memoar pada hari pertama tersebut mencetak rekor untuk Penguin Random House yang mencakup pemesanan pre-order, buku elektronik, dan audio book.
Baca Juga:
Penggemar Ramai Membandingkan Novel 'The Stand' dan Virus Corona, Ini Kata Stephen King

"Kami sangat senang dengan penjualan hari pertama. Itu mencerminkan secara luas dari kegembiraan pembaca terhadap buku yang sangat dinanti-nantikan dan ditulis luar biasa oleh Presiden Obama," kata David Drake dari penerbit Crown imprint Penguin Random House seperti diberitakan theguardian.com (19/11).
Satu-satunya buku dari mantan penghuni Gedung Putih yang mendekati angka penjualan itu adalah memoar Michelle Obama, Becoming. Buku itu terjual 725 ribu eksemplar di Amerika Utara pada hari pertama dan telah melampaui 10 juta di seluruh dunia sejak dirilis pada 2018.
Pada tengah hari Rabu (18/11), buku memoar ini menduduki peringkat ke-1 di Amazon.com dan Barnes & Noble.com. Chief Executive Barnes & Noble James Daunt mengatakan, jaringan superstore ini dengan mudah menjual lebih dari 50 ribu eksemplar pada hari pertama dan berharap dapat mencapai setengah juta dalam 10 hari mendatang.
Sebagai perbandingan, My Life karya Bill Clinton terjual sekitar 400 ribu eksemplar di Amerika Utara pada hari pertama dan Decision Points memoarnya George W. Bush sekitar 220 ribu eksemplar. Kedua memoar itu hingga saat ini telah mencapai penjualan 3,5 juta dan 4 juta eksemplar. Buku yang tercatat dengan penjualan tercepat tetap dipegang novel Harry Potter ketujuh dan terakhir dari JK Rowling. Harry Potter and the Deathly Hallows yang keluar pada tahun 2007 terjual lebih dari 8 juta kopi dalam waktu 24 jam.
Baca Juga:

Memoar Obama setebal 768 halaman ini dirilis hanya dua minggu setelah hari pemilihan. Buku ini kemudian menjadi pembicaraan karena kisahnya sebagai mantan presiden di Gedung Putih, momen-momen penting dalam pemerintahannya. Seperti pertarungan atas Affordable Care Act, pembunuhan Osama bin Laden, dan renungannya tentang kebangkitan Trump.
Obama mengatakan bahwa buku pertama dari dua jilid yang direncanakan, tak direncakan diluncurkan begitu dekat dengan pemilihan presiden. Buku ini juga tidak diharapkan memakan waktu hampir empat tahun setelah dia meninggalkan Gedung Putih.
Dalam pengantarnya, tertanggal Agustus 2020, Obama menulis, "buku itu terus bertambah panjang dan besar" karena dia menemukan lebih banyak kata yang dibutuhkan. Dia juga bekerja dalam kondisi yang "tidak sepenuhnya diantisipasi", mulai dari pandemi hingga protes Black Lives Matters, hingga, "yang paling mengganggu dari semuanya", bagaimana "demokrasi tampaknya tertatih-tatih di ambang krisis".
Sebelumnya, Obama telah menulis dua karya yang terkenal dan terjual jutaan, yaitu buku Dreams from My Father dan The Audacity of Hope. (Aru)
Baca Juga:
Mengapa Film yang Diangkat dari Buku Kadang Tidak Sesuai Ekspektasi? Ini Alasannya