Bukan Sulap Bukan Sihir, Pakaian Olahraga Ini Terbuat dari Limbah Botol Plastik


Salah satu jenama fesyen asal Indonesia terinspirasi untuk membuat pakaian olahraga yang berasal dari limbah botol plastik. (Foto: Unsplash/Tanvi Sharma)
SAMPAH plastik menjadi masalah ekologis yang berkepanjangan bagi umat manusia. Sampah ini mencemari tanah dan laut dan membuat ekosistem terganggu. Sampah ini juga sulit terurai sehingga mengancam kelestarian lingkungan dan hidup generasi masa depan.
Melansir Japan Today, Organisation for Economic Co-operation and Development/Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mencatat terdapat 460 juta ton plastik yang digunakan di seluruh dunia pada 2021. Dari jumlah tersebut, sampah plastik yang berhasil didaur ulang masih dibawah sepuluh persen.
Indonesia termasuk lima negara dengan penghasil sampah plastik terbanyak di dunia. Laman indonesia.go.id mencatat bahwa pada 2020, Indonesia menghasilkan sampah plastik sebanyak 67,8 juta ton atau 185.753 ton sampah setiap harinya.
Baca juga:
Melihat keadaan tersebut, salah satu jenama fesyen asal Indonesia terinspirasi untuk membuat pakaian olahraga yang berasal dari limbah botol plastik. Ini jadi keunikan tersendiri karena masih jarang industri fesyen yang menaruh perhatian pada isu lingkungan yang berkelanjutan.
Natasha Elaine, pendiri Kin + Ally, mengungkapkan ide untuk membuat pakaian olahraga dengan bahan daur ulang muncul saat dirinya sedang berada di New York. “Saya terinspirasi dengan kualitas activewear dan athleisure wear modern yang ada di sana,” ungkap Natasha, mengutip Kompas.com.
Sampah botol plastik yang digunakan masih diimpor dari Taiwan. Ini lantaran Taiwan merupakan pionir dalam gerakan lingkungan berkelanjutan dan mempunyai fasilitas daur ulang sampah plastik untuk dijadikan bahan pakaian.
Taiwan dikenal sebagai 'Pulau Sampah'. Mereka telah mendaur ulang sampahnya sebesar 55 persen. Jumlah ini menempatkan mereka di negara daur ulang teratas di dunia.
Baca juga:

Sementara di Indonesia belum ada fasilitas yang memberikan kesempatan teknologi tersebut berkembang. Karena itulah, botol plastik yang digunakan masih berasal dari Taiwan, dari tempat sampah daur ulang yang mempunyai teknologi daur ulang botol plastik untuk bahan pakaian.
Setelah itu, botol plastik disortir untuk dipilah. Mana yang benar bisa didaur ulang, mana yang tidak bisa. Lalu botol-botol plastik itu dibersihkan secara menyeluruh, kemudian dihancurkan menjadi serpihan-serpihan kecil.
Serpihan tersebut pun dilebur menjadi seperti kristal yang diekstrusi, lalu dibikin benang yang fleksibel. Benang pun dipintal menjadi potongan kain besar. Selanjutnya, kain tersebut dikirim ke Indonesia. Dimana akhirnya dipotong dan dijahit menjadi legging dan sport bra.
Bahannya yang lembut dan fleksibel menjadikan pakaian olahraga ini tidak mudah mengkerut, melar, dan lebih cepat kering. Menjadikan para penggunanya nyaman ketika menggunakannya di saat olahraga. Untuk harganya sendiri pakaian ini berkisar dari Rp 500 - 800 ribu. (nbl)
Baca juga:
Seragam Baru Kru dan Pilot EasyJet Terbuat dari Botol Plastik
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
The Wolf Espresso Perpanjang Umur Ampas Kopi dalam Gelas Keramik

Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Koperasi Pemulung Berdaya Daur Ulang 120 Ton Sampah Botol Plastik Jadi Bernilai Ekonomis

Mulai Daur Ulang Sampah dari Dalam Rumah

Berbagai Produk Daur Ulang Sampah Organik

Coldplay Rilis Vinyl dan CD 'Moon Music' dari Sampah Plastik Sungai Cisadane

Menilik Proses Daur Ulang Botol Plastik di Koperasi Pemulung Berdaya

Gaya Lisa BLACKPINK saat Pakai Outfit Daur Ulang Botol Plastik

Slovakia Bangun Jalanan Aspal dari Sampah Puntung Rokok

Sejauh Mata Memandang Luncurkan Program 'Kembali Baik'
