Bukan Obat Tidur, Kacamata Tidur Ini Dapat Atasi Insomnia

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 27 Juli 2018
Bukan Obat Tidur, Kacamata Tidur Ini Dapat Atasi Insomnia
Mengatasi insmonia dengan kacamata canggih (Foto: Pexels/Pixabay)

MENGIDAP insomnia memang tidak menyenangkan. Di saat yang lain tertidur, kamu malah terbangun. Bahkan bisa jadi kamu tidak tidur sama sekali pada hari itu. Kebanyakan penderita kelainan tidur itu mencoba mengatasinya dengan obat tidur.

Tentu saja obat tidur tidak baik bagi tubuh kamu. Selain membuat kamu ketergantungan, kamu akan mendapatkan efek samping. Kantuk yang berkepanjangan di keesokan harinya, sakit kepala, nyeri otot, sembelit, dan mulut kering merupakan efek samping dari obat tidur.

Namun, Daily Mail menyebut sekelompok peneliti dari Universitas Stanford, California, menemukan solusi terbaru bagi pengidap insomnia. Sebuah temuan baru berupa kacamata tidur dapat membantu seseorang mudah tertidur, bahkan bangun tepat waktu di pagi hari.

Kacamata canggih tersebut bernama Lumos Smart Sleep Mask. Cara kerja alat ini cukup sederhana, dengan mengirimkan cahaya yang ditangkap otak untuk mengatur ritme tidur seseorang. Cahaya tersebut membantu merangsang saraf peka cahaya di otak yang mengirim sinyal untuk menekan atau memproduksi melatonin, hormon yang mengontrol pola tidur harian.

Lumos Smart Sleep Mask (Foto: dailymail)

Cahaya merupakan isyarat utama yang memengaruhi rite sirkadian, penentu jam biologis pada tubuh. Ketika matahari terbit, otak mengirim sinyal ke kelenjar pineal untuk menekan produksi melatonin. Sebaliknya, ketika matahari terbenam, kelenjar pineal menerima sinyal untuk mensekresikan melatonin untuk membuat kamu mengantuk.

Baca juga: 4 Cara Alami Mengatasi Insomnia

Jika tubuh kamu tidak menerima sinyal-sinyal ini, bagaimanapun, ritme sirkadian kamu dapat menjadi tidak teratur. Sehingga mengganggu waktu tidur kamu, dan membuat kamu terjaga di malam hari.

"Setiap kali kita mempengaruhi ritme sirkadian kita, kita mempengaruhi tidur kita, konsekuensi kesehatannya cukup besar," kata Dokter Robert Oexman, seorang ahli tidur di Joplin, Missouri, mengatakan kepada Daily Mail Online.

Kacamata tersebut mengatur kembali jam biologis tubuh (Foto: Pexels/bruce mars)

Dokter Robert menambahkan, penyakit yang dapat diderita seseorang karena kurang tidur berupa depresi dan kecemasan tinggi. Ditambah lagi meningkatkan risiko penyakit serius semisal diabetes, penyakit paru-paru, jantung, dan kanker.

Tim di balik pembuatan alat ini mengatakan cahaya dapat mempengaruhi nukleus suprachiasmatic (SCN), yang merupakan wilayah otak untuk mengoordinasikan ritme sirkadian menggunakan banyak molekul sinyal yang berbeda.

Merangsang bagian otak ini dengan benar untuk mendapatkan ritme sirkadian yang disinkronkan kembali. Hal ini dapat membantu mengatur ulang waktu tidur dan bangun tidur.Di samping itu kacamata tidur tersebut juga bisa membantu penderita jet lag. Karena bekerja untuk mengatur kembali jam biologis tubuh saat seseorang mengalami perubahan zona waktu karena perjalanan jauh. (ikh)

Baca juga: Buah Kurma Bisa Cegah Kamu Menderita Insomnia

Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.
Bagikan