Bukan Fatamorgana, Perubahan Arsenal di Tangan Emery adalah Nyata

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 06 November 2018
Bukan Fatamorgana, Perubahan Arsenal di Tangan Emery adalah Nyata
Unai Emery. Foto: Zimbio

MerahPutih.com - Setelah kurang mulus mengawali musim, Arsenal kini menjelma menjadi klub yang menakutkan di tangan Unai Emery.

Sebenarnya, perubahan dalam tubuh Arsenal, khususnya pada sisi permainan, sudah terlihat sejak awal musim. Meski mereka menelan dua kekalahan pada dua laga pertama di Premier League, Arsenal sudah memperlihatkan permainan yang menjanjikan.

Terbukti, setelah dua kekalahan tersebut, Arsenal menyapu bersih 11 pertandingan secara beruntun di semua ajang, sebelum ditahan imbang Crystal Palace pada pekan ke-10 Premier League.

Unai Emery. Foto: zimbio

Arsenal memiliki catatan kurang baik setiap kali menghadapi penghuni papan atas. Dua kekalahan yang mereka kecap pun datang dari Manchester City dan Chelsea. Karenanya laga melawan Liverpool kemarin menjadi penting bagi The Gunners.

Arsenal memang gagal mengalahkan Liverpool. Namun suporter Arsenal tidak lagi menggerutu karena tim kesayangan mereka tampil apik dan menghibur.

Kini sudah tiga bulan dan 14 laga sudah Arsenal tidak pernah merasakan kekalahan. Pada laga melawan Liverpool, The Gunners membuktikan mereka mampu meladeni permainan Liverpool. Mengapa laga ini menjadi spesial?

Sebelum era Emery, Arsenal acap kesulitan dengan permainan pressing tinggi yang diterapkan Jurgen Klopp. Dan banyak yang memprediksi Emery juga akan mengalami kesulitan yang sama. Namun di atas lapangan, Arsenal mampu bertarung melawa pasukan The Reds.

Unai Emery. Foto: Zimbio

Perubahan Arsenal tentu tak lepas dari sentuhan Emery, seorang pelatih yang sangat percaya dengan metode yang dipakainya. Dan, keberhasilan Emery meyakinkan para pemain terhadap metodenya itulah menjadi salah satu kunci.

Secara taktik, Emery merupakan salah satu pelatih yang pemikir berkelas. Laga melawan Liverpool menjadi contoh sahih.

Melawan Liverpool yang dikenal memiliki serangan balik maut, Emery justru menurunkan empat pemain bernaluri serang tinggi, Mesut Ozil, Alexandre Lacazette, Pierre-Emerick Aubameyang, dan Henrikh Mkhitaryan. Untuk penyeimbang, Emery memberi kepercayaan kepada Lucas Torreira yang memang menjadi salah satu kunci dari perubahan The Gunners.

Dengan kehadiran Torreira, Arsenal menjadi tidak gentar menantang Liverpool secara terbuka.

"Arsenal sudah membuktikan banyak orang salah karena mereka keluar menyerang dan menantang Liverpool," ujar mantan striker Arsenal, Ian Wright.

Salah satu perubahan Arsenal di era Emery yang paling kentara adalah, saat mereka mempertahan permainan mengalir, Arsenal kini siap bertarung, seperti pada era mereka diperkuat Patrick Vieira.

Torreira dan Granit Xhaka berulang kali berjibaku demi merebut atau mematahkan aliran bola lawan. Permainan seperti ini otomatis membuat atmosfer Stadion Emirates lebih hidup. Tidak ada lagi cemoohan karena menilai para pemain tampil lembek.

Fulham v Arsenal. Foto: Zimbio

Dari data statistik Sky Sports, saat melawan Liverpool, para pemain Arsenal total berlari 117,34 kilometer, 148 di antaranya merupakan sprint. Sedangkan Liverpool sendiri mencatat 115 km.

Catatan berlari Arsenal musim ini memang jauh meningkat dibandingkan musim-musim sebelumnya. Musim ini, Arsenal mencatat rata-rata 114 km, yang merupakan tertinggi di Premier League. Badingkan dengan musim lalu yang hanya 112 km atau satu musim sebelumnya 110 km.

Emery memang tidak begitu mengubah permainan menyerang atraktif yang menjadi ciri khas Arsenal. Namun, di bawah Emery Arsenal lebih daripada itu. Emery menyulap Arsenal menjadi tim dengan etos kerja tinggi, yang berani membangun serangan dari bawah.

Nilai Minus

Arsenal memang sedang berada dalam grafis menanjak. Namun dari laga-laga yang mereka menangkan tersebut masih ada sisi minus yang mesti segera dibenahi jika ingin berbicara banyak di semua kompetisi yang mereka jalani.

Arsenal memang menunjukkan mereka memiliki mental tangguh dengan berulang kali memastikan kemenangan di paruh kedua, meraih poin meski tertinggal lebih dulu di babak pertama.

Untuk musim ini, The Gunners merupakan tim yang meraih poin terbanyak di Premier League setelah tertinggal lebih dulu. Ini tentu bukti dari mental pentang menyerah yang ditanamkan oleh Emery.

Unai Emery. Foto: Zimbio

Ini juga tentu membuktikan kelihaian Emery dalam melakukan adaptasi dalam pertandingan. Saat melawan Liverpool, tidak ada yang menyangka jika Emery memilih menarik keluar Aubameyang dan memasukan Alex Iwobi. Dan keputusan seperti ini acap selalu menjadi titik balik yang membuat Arsenal menjadi Raja Babak Kedua.

Ya, pada musim ini para pemain cadangan Arsenal sudah terlibat langsung dalam terciptanya 10 gol (enam gol, empat assist). Arsenal membuat 24 gol hingga pekan ke-11, 19 di antaranya lahir di babak kedua, tertinggi di Premier League musim ini.

Namun di sisi lain catatan ini juga menjadi salah satu nilai minus dari Arsenal di bawah Emery adalah terlambat panas. Bayangkan di semua laga Premier League musim ini, Arsenal tidak pernah berada dalam posisi unggul saat memasuki babak pertama.

Arsenal. Foto: Zimbio

Selain terlambat panas, Arsenal juga masih rapuh di lini belakang. Sebelum melawan Liverpool, Arsenal tercatat sudah menerima 141 kali tembakan dari lawan. Sangat jauh dibandingkan klub papan atas lain seperti Manchester City (59), Liverpool (80), dan Chelsea (89). Menurut data BBC, saat melawan Liverpool, Arsenal menerima 13 tembakan.

Jika urusan terlambat panas dan lini belakang masih membiarkan lawan leluasa melepaskan tembakan, bukan mustahil kebangkitan Arsenal akan terhenti lebih cepat.

Namun paling tidak hingga saat ini, perubahan yang dibawa Emery adalah sebuah hal nyata, bukan fatamorgana. (*/Bolaskor)

#Arsenal #Unai Emery
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Bagikan